MAKALAH TANAMAN
OBAT
“TATA
CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN OBAT”
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas awal semester studi tanaman obat
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1
NAMA NIM
METHA AFRICAHYUNI
09.1799.15
YOLA ELVIONITA 09.1797.15
SATRIA WAHYU 09.1782.15
DOSEN PEMBIMBING :
INDAH HERNINGRUM, M.Pd
JURUSAN TARBIYAH PRODI BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
T.A 2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji
syukur ke hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena
atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW sebagai panutan dan
ikutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya islam.
Makalah
ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Tanaman Obat dengan judul “ tatacara pembudidayaan tanaman obat “
Kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah tanaman obat ibuk INDAH HERNINGRUM, M.Pd. yang telah membimbing Kami
dalam penulisan makalah ini dan tentunya kepada teman-teman yang banyak
membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para
pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT,
dan kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para
pembaca dan para pemerhati pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan
sarannya kepada kami demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Bunga Tanjung, 10 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………….i
KATA
PENGHANTAR…………………………………………………...……...ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………..……….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….………
B.
Rumusan Masalah……………………………………………………...….
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Tatacara
budidaya tanaman obat………….…………………………...….
B. Menjelaskan
pengolahan tanaman obat……...…………………………...
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………
Saran……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanaman obat
adalah tanaman yang memiliki kasiat obadan digunakan sebagai obat dalam
penyembuh maupun pencegahan penyakit. Pengertian
berkasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit
tertentu atau jika tidak mengandung zat aktis tertentu tapi mengandung efek
resultan/sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati.
Tanaman obat
bukan berarti tanaman yang ditanam sebagai tanaman obat. Tanaman obat yang
tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tanaman pagar, tanaman buah, tanman
sayur, atau bahkan tanaman liar juga dapat digunakan sebagai tanaman yang
dimamfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit. Penemuan-penemuan kedokteran
modern yang berkembang pesat menyebabkan pengobatan tradisional terlihat
ketinggalan zaman. Banyak obat-obatan modern yang terbuat dari tanaman obat,
hanya saja peracikannya dilakukan secara klinis laboratories sehingga terkesan
modern. Penemuan kedokteran modern juga mendukung penggunaan obat-obat
tradisional.
Tanaman obat
pada umumnya meiliki bagian-bagian tertentu yang digunakan sebagai obat yaitu :
1.
Akar
(radix) misalnya pacar air dan cempaka
2.
Rimpang
(rhizome) misalnya kunyit, jahe, temulawak
3.
Umbi
(tuber) misalnya bawang merah, bawang putih, teki
4.
Bunga
(flos) misalnya jagung, cengkeh
5.
Nuah
(fruktus) misalnya delima, mahkota dewa
Tanaman obat sudah banyak sekali
digunakan oleh manusia sejak zaman dahulu. Bahkan dipercaya mempunyai khasiat
yang lebih ampuh daripada obat-obat dokter. Namun, karena perkembangan jaman
dan semakin meningkatnya pengetahuan manusia tentang farmakologi dan ilmu
kedokteran, banyak masyarakat yang beralih ke obat-obatan dokter karena lebih
mempercayai obat-obatan kimia yang telah teruji khasiatnya secara laboratorium,
dibandingkan dengan obat tradisional yang banyak belum bisa dibuktikan secara
laboratoriu
Seiring berjalannya waktu,
kehidupan berubah. Dengan adanya krisis moneter, masyarakat terdorong kembali
menggunakan obat-obat tradisional yang boleh dikatakan bebas dari komponen
impor, terutama bebas dari bahan-bahan kimia yang kemungkinan dapat berakibat
fatal bagi kesehatan tubuh.
Karena dengan perkembangan
teknologi pula, semakin banyak tanaman obat tradisional yang telah bisa
dibuktikan khasiatnya secara laboratorium dan dijamin aman untuk dikonsumsi dan
bisa menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan efek samping.
Banyak bagian tumbuhan yang bisa
digunakan sebagai obat, diantaranya adalah bagian buah, batang, daun, dan akar
atau umbi. Oleh karena pentingnya tanaman-tanaman obat tersebut maka perlu kita
mempelajarinya dengan baik sehingga dapat berdaya guna bagi kita.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
cara membudidayakan tanaman obat ?
2.
Magaimanakah
cara mengolah tanaman obat ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mahasiswa
mengetahui cara pembudidayaan tanaman obat ?
2.
Mahasiswa
mengetahui cara mengolah tanaman obat ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Cara budidaya tanaman obat
Setiap
jenis tanaman memiliki cara pembibitan yang berbeda-beda, oleh sebab itulah
sebelum melakukan budidaya tanaman tertentu perlu diketahui terlebih dulu cara
perbanyakan yang tepat untuk setiap jenis tanaman tersebut. Hal ini disebabkan
karena nantinya cara perbanyakan juga menentukan cara pembibitan yang akan
dilakukan.
Dalam
hal tanaman obat, teknik budidaya yang digunakan secara prinsip tidaklah jauh
berbeda dengan teknik yang digunakan dalam pembudidayaan tanaman sayuran. Akan
tetapi walaupun demikian terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
dan diketahui diantaranya yaitu cara perbanyakan, umur panen tanaman, dan
tujuan pemanfaatannya.
Jahe,
bila digunakan sebagai bumbu dapur dapat dipanen pada umur 4 bulan. Sedangkan
jahe untuk disimpan dalam waktu lama baru dapat dipanen pada umur delapan
bulan. Jenis media tanam pun perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman tersebut. Beberapa tanaman ada yang membutuhkan tanah yang
selalu lembap, akan tetapi tidak tahan terhadap genangan air. Dalam hal ini
sebagai contoh misalnya adalah nilam.
Kegiatan
budidaya tanaman obat dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Dimana apabila
semuanya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tekun maka besar kemungkinan akan
mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini merupakan beberapa
hal atau tahapan yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman obat agar
memperoleh hasil yang maksimal.
Pembibitan;
Cara perbanyakan bibit merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan
budidaya tanaman obat. Perbanyakan bibit sendiri dapat dilakukan dengan 2 (dua)
cara yaitu perbanyakan secara generatif dan vegetatif.
1.
Perbanyakan generatif
Perbanyakan generatif merupakan
perbanyakan yang dilakukan dengan biji. Dengan cara ini maka biji yang akan
disemai sebaiknya diperoleh dari tanaman induk yang sehat dan memiliki hasil
baik. Terkait dengan penyemaian, biji dapat disemai pada polybag atau bak persemaian dan bedengan semai
sebaiknya ditutup untuk melindungi bibit dari pengaruh lingkungan yang kurang
baik bagi pertumbuhan.
Bedengan persemaian pun harus
memiliki drainase yang baik. Hal ini dimaksudkan agar tidak tergenang air dan
memiliki permukaan yang gembur sehingga dapat menampung air sisa resapan dari
media pembibitan. Selanjutnya sebelum dipindahkan ke lahan, maka penutup dapat
dibuka secara bertahap agar bibit dapat beradaptasi dengan lingkungan.
Sebagai contoh dari tanaman obat
yang dapat diperbanyak dengan biji misalnya adalah kayu manis, belimbing wuluh,
dan cengkeh.
2.
Perbanyakan vegetatif
Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan secara alami
ataupun buatan. Perbanyakan vegetatif alami dilakukan dengan tunas, rhizome,
geragih, umbi batang, dan umbi lapis. Sedangkan perbanyakan vegetatif buatan
dilakukan dengan cara stek, runduk, okulasi, menyambung, dan cangkok.
Keuntungan memperbanyak tanaman dengan cara vegetatif seperti ini
ialah dapat memperoleh hasil yang sama dengan tanaman induk dan membutuhkan
waktu produksi yang lebih sedikit. Disamping itu tanaman hasil perbanyakan
vegetatif pun memiliki perakaran yang kurang kuat.
Sebagai contoh dari tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara
vegetatif misalnya adalah sirih, brotowali, lada, mahkota dewa, melati,
kenanga, kayu manis, pala, dan belimbing wuluh.
Pengolahan tanah; Setiap jenis
tanaman obat membutuhkan kondisi tanah tertentu agar dapat tumbuh dan
berkembang optimal. Hal ini disebabkan karena hondisi tanah yang gembur penting
untuk pertumbuhan tanaman obat, khususnya untuk perkembangan rimpang pada
tanaman temu-temuan. Jenis tanaman obat semusim atau tanaman berbentuk perdu
membutuhkan bedengan untuk tempat tumbuhnya, tetapi tanaman obat tahunan tidak
membutuhkan bedengan.
Penanaman; Lubang dan
alur tanam dibuat pada bedengan. Jarak lubang tanam disesuaikan dengan kondisi
tanah dan jenis tanaman dan saat penggalian lubang tanam sebaiknya tanah galian
tersebut dicampur dengan pupuk kandang atau kompos.
Pemeliharaan; Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan antara lain
adalah:
1.
Penyiraman
Frekuensinya
dapat diatur sesuai dengan kondisi kelembapan tanah. Penyiraman sebaiknya
dilakukan setiap hari, saat pagi dan sore hari. Sistem pembuangan air pun juga
perlu diperhatikan karena beberapa jenis tanaman obat tidak tahan terhadap
genangan air.
2.
Penyulaman
Yaitu
penanaman kembali tanaman yang rusak, mati atau tumbuh tidak normal.
3.
Pemupukan
Dalam
hal ini sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik, karena pupuk
anorganik dikhawatirkan dapat menimbulkan pengaruh kurang baik bagi
senyawa/kandungan berkhasiat obat pada tanaman obat.
4.
Penyiangan
Dilakukan agar tidak ada kompetisi
antara tanaman budidaya dan gulma dalam mendapatkan hara dan cahaya matahari.
5.
Pembumbunan
Dilakukan
dengan tujuan untuk memperkokoh tanaman, menutup bagian tanaman di dalam tanah
seperti rimpang, umbi atau akar, serta memperbaiki aerasi tanah.
6.
Pengendalian OPT
Dalam
hal ini dapat dilakukan secara mekanis dan kimia. Pengendalian mekanis
dilakukan dengan cara menangkap OPT dan membuang bagian tanaman yang terserang
penyakit. Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida,
disarankan menggunakan pestisida alami.
Panen dan Pascapanen; Cara penanganan setiap jenis tanaman obat
berbeda-beda. Ada tanaman yang dapat dimanfaatkan seluruh bagian tanamannya ada
pula yang dipanen hanya bagian tertentu saja. Oleh sebab itu penanganan panen
dan pascapanennya pun perlu diperhatikan dengan baik, agar tidak merusak
kandungan zat berkhasiat pada obat tersebut. Hati-hati saat memanen tanaman
obat daun karena mudah rusak. Umur panen dan bagian yang akan dipanen juga
memengaruhi cara panen dan pengelolaan pascapanen.
1.
Daun
Pemanenan
daun tanaman obat harus dilakukan dengan hati-hati karena daun bertekstur lunak
dan mudah rusak. Umur petik daun tiap tanaman juga berbeda, ada yang dipanen
saat daun masih muda, seperti: kumis kucing dan teh. Ada pula tanaman yang
dipanen saat daun sudah tua, contohnya: sirih dan mint. Daun yang dipanen untuk
diambil minyak atsirinya juga harus dilakukan dengan hati-hati dan harus
langsung diolah saat masih segar, agar tidak menghilangkan kandungan minyaknya.
2.
Rimpang
Umumnya
dapat dipanen pada umur 8-12 bulan. Ketika daun tanaman sudah mulai menguning
dan mengering, rimpang tanaman siap dipanen. Setelah dipanen, rimpang
dibersihkan dari kotoran, benda asing, serta rimpang busuk. Selanjutnya,
rimpang disortir berdasarkan umur dan ukuran rimpang. Setelah disortir, rimpang
dicuci dengan air. Sebelum dikeringkan, rimpang harus dipotong-potong terlebih dulu.
Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari, oven, atau blower. Selama
pengeringan, seringkali ada kerusakan kimia.
3.
Biji
Banyak
mengandung tepung, protein, dan minyak. Kadar air biji saat dipanen
berbeda-beda bergantung pada umur panen tanaman obat tersebut. Makin tua umur
biji, makin rendah kadar airnya. Sebaiknya hindari tempat lembap untuk
penyimpanan.
4.
Akar
Untuk
akar yang mengandung banyak air pengeringannya dilakukan secara perlahan-lahan
guna menghindari pembusukan dan fermentasi.
B.
Pengolahan
tanaman obat
Terknik
pengolahan sangat berpengaruh terhadap khasiat dari tanaman yang diperoleh.
Jika penanganan ataupun pengolahannya tidak benar maka mutu produk yang
dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila
dokosumsi.
Teknik
pengolahan tanaman obat terdiri dari sortiran, pencucian, penjemuran/penirisan,
pengirisan/peranjangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai
produk/diversifikasi produk. Tanaman obat dapat diolah menjadi simplisia,
serbuk, minya atsiri, ekstrak kental/kering, kapsul, tablet dan miniman (sirup,
instant, permen) dll.
1.
Penyortiran
Penyortiran
harus segera dilakukan setelah bahan selesai dipanen, terutama untuk komoditas
temu-temuan, seperti : kunyit, temulawak, jahe, dan kencur. rimpang yang baik
dengan yang busuk harus segera dipisahkan juga tanah, pasir maupun gulma yang
menempel harus segera dibersihkan. Demikian juga untuk tanaman obat yang
diambil daunnya maupun herba (sambiloto, pegagan), setelah dipanen langsung
disortir, daun yang busuk, kering maupun gulma lainnya harus segera dipisahkan.
2.
Pencucian
Setelah
disortir bahan harus segera dicuci sampai bersih jangan dibiarkan tanah
berlama-lama menempel pada rimpang karena dapat mempengaruhi mutu bahan.
Pencucian harus menggunakan air bersih, seperti : air dari mata air, sumur atau
PAM. Cara pencucian dapat dilakukan dengan merendam sambil disikat menggunakan
sikat yang halus. Perendaman tidak boleh terlalu lama karena zat-zat tertentu
yang terdapat dalam bahan dapat larut dalam air sehingga mutu bahan menurun.
Penyikantan diperbolehkan karena bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya
terdapat banyak lekukan sehingga perlu dibantu dengan sikat. Tetapi untuk bahan
yang berupa daun-daunan cukup dicuci dibak pencucian sampai bersih dan jangan
sampai direndam berlama-lama.
3.
Penirisan dan pengeringan
Selesai
pencucian rimpang, daun atau herbal ditiriskan dirak-rak pengering. Hal ini
dilakukan sampai bahan tidak menetes air lagi. Untuk komoditas temu-temuan pengeringan
rimpang dilakukan selama 4-6 hari dan cukup didalam ruangan saja. Setelah
kering rimpang disortir kembali sesuai dengan standar mutu perdagangan atau
mungkin dapat diolah lebih lanjut.
Khusus
untuk rimpang jahe, standar perdagangan dikategorikan sbb: mutu I : bobot 250
g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan tidak
benjamur, Mutu II : bobot 150-249 g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak
mengandung benda asing dan tidak berjamur dan mutu III : bobot lebih kecil, kelit
terkelupas maksimum 10%,banda asing
maksimum 3% dan kapang maksimum 10%.
4. Penyimpanan
4. Penyimpanan
Jika belum
diolah bahan dapat dikemas dengan menggunakan jala plastic, kertas maupum
karung goni yang terbuat dari bahan yang tidak beracun/tidak beraksi dengan bahan
yang disimpan. Pada kemasan jangan lupa beri label dan cantumkan nama bahan,
bagian tanaman yang dugunakan, no/kode produksi, nama/alamat penghasil dan
berat bersih. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk ruang penyimpanan, yaitu
gudang harus bersih, ventilasi udara cukup baik, tidak bocor, suhu gudang
maksimak 30oC, kelembaban udara serendah mungkin 65% dan gudang
bebas dari hewan, serangga maupun tikus, dll.
5.
Pengolahan
Dalam
pengolahan tanaman obat perlu teknik pengolahan yang baik karena menyangkut
standar mutu. Hal ini ada hubungannya dengan masalah kebersihan maupun bahan
aktif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tanaman obat
adalah tanaman yang memiliki kasiat obadan digunakan sebagai obat dalam
penyembuh maupun pencegahan penyakit. Pengertian
berkasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit
tertentu atau jika tidak mengandung zat aktis tertentu tapi mengandung efek
resultan/sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati.
Setiap
jenis tanaman memiliki cara pembibitan yang berbeda-beda, oleh sebab itulah
sebelum melakukan budidaya tanaman tertentu perlu diketahui terlebih dulu cara
perbanyakan yang tepat untuk setiap jenis tanaman tersebut. Hal ini disebabkan
karena nantinya cara perbanyakan juga menentukan cara pembibitan yang akan
dilakukan.
Dalam hal tanaman obat, teknik
budidaya yang digunakan secara prinsip tidaklah jauh berbeda dengan teknik yang
digunakan dalam pembudidayaan tanaman sayuran. Akan tetapi walaupun demikian
terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dan diketahui diantaranya
yaitu cara perbanyakan, umur panen tanaman, dan tujuan pemanfaatannya.
Terknik
pengolahan sangat berpengaruh terhadap khasiat dari tanaman yang diperoleh.
Jika penanganan ataupun pengolahannya tidak benar maka mutu produk yang
dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila
dokosumsi.
Teknik
pengolahan tanaman obat terdiri dari sortiran, pencucian, penjemuran/penirisan,
pengirisan/peranjangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai
produk/diversifikasi produk. Tanaman obat dapat diolah menjadi simplisia,
serbuk, minya atsiri, ekstrak kental/kering, kapsul, tablet dan miniman (sirup,
instant, permen) dll.
B.
Saran
Mungkin inilah
yang diwacanakan pada penulisan kali ini, meskipun penulisan ini jauh dari kata
sempurna, minimal kita bisa mengimplementasikan tulisan ini. Mungkin masih
banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, karena saya adalah manusia yang
tempatnya salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan
kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik dari masa sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ngalim,
puwanto. 2000. Tanaman obat. Bandung : Rosda Karya
Huharsimi,
arikunto. 2002. Evolusi pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara
KISAH CERITA AYAH SAYA SEMBUH BERKAT BANTUAN ABAH HJ MALIK IBRAHIM
BalasHapusAssalamualaikum saya atas nama Rany anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih