Sabtu, 11 Maret 2017

MAKALAH MORFOLOGI BUNGA

MAKALAH MORFOLOGI BUNGA



BAB I
PENDAHULUAN

       A.    Latar Belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Salah satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu bunga yang merupakan alat perkembangbiakan (Organum Reproductivum) bagi tumbuhan.
Jika kita melihat bunga berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantaranya memiliki bunga yang terpencar atau terpisah-pisah dan ada pula yang berkumpul membentuk suatu rangkaian yang dinamakan bunga majemuk.
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya sifat-sifat yang menarik dari suatu bunga adalah bentuk bunga, warna bunga, bau bunga dan ada tidaknya madu atau zat lain.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis bunga, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis bunga tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan



      B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu struktur Bunga
2.      Bagaimana Jumlah dan letak bunga pada suatu tumbuhan
3.      Apa saja bagian-bagian bunga
4.      Apa kelamin bunga
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Struktur Bunga
1.      Struktur Bunga
a.       Kelopak, umumnya berwarna hijau dan berfungsi menutup bunga di saat masih kuncup.
b.      Mahkota, merupakan bagian bunga yang indah dan berwarnawarni.
c.       Benang sari dengan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan.
d.      Putik sebagai alat kelamin betina.
e.       Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat kedudukan bunga.
Bunga yang memiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, dasar bunga, dan putik disebut bunga sempurna. Jika memiliki semua bagian kecuali putik, maka disebut bunga jantan. Jika memiliki semua bagian kecuali benang sari, maka disebut bunga betina. Bunga yang memiliki benang sari dan putik disebut bunga hermafrodit.
B.     Jumlah Bunga dan Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Berdasarkan jumlah bunga yang dihasilkannya, tumbuhan dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.         Tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja pada satu tangkai, biasanya terdapat pada ujung batang.
2.         Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora), yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan lebih dari satu bunga dalam satu ibu tangkai bunga. Sebagian bunga terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
            Menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
1.      Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
2.      Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
C.    Bagian-Bagian Bunga
Bunga terdiri dari bagian steril dan fertil. Bagian steril terdiri dari ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptacle), daun pelindung (brachtea), daun tangkai (brachteola), dan perhiasan bunga. Perhiasan bunga terdiri dari daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Perhatikan Gambar 1.

Gambar 1. Bagian-bagian bunga


Bagian bunga fertil terdiri dari mikrosporofil sebagai benang sari dan makrosporofil sebagai putik (pistillum) dengan daun buah sebagai penyusunnya. Cobalah cermati penjelasan berikut ini agar Anda lebih mengetahui bagian bagian bunga.
1.      Tangkai induk atau ibu tangkai bunga (rachis, pedunculus, pedunculus communis) merupakan  aksis perbungaan sebagai lanjutan dari batang atau cabang.
2.      Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang terakhir yang mendukung bunga.
3.      Dasar bunga (receptacle) merupakan ujung tangkai bunga sebagai tempat bertumpunya bagian-bagian bunga yang lain (batang).
4.      Daun pelindung (brachtea) merupakan daun terakhir yang di ketiaknya tumbuh bunga.
5.       Daun tangkai (brachteola) merupakan daun pelindung yang letaknya di pangkal tangkai bunga.
6.      Daun kelopak (sepal) merupakan daun perhiasan bunga yang paling pangkal, umumnya berwarna hijau dan berkelompok membentuk kelopak bunga (calyx).
7.      Daun mahkota atau daun tajuk (petal) merupakan daun perhiasan bunga yang berwarna-warni. Daun mahkota ini berkelompok membentuk mahkota bunga (corolla).
8.      Benang sari (stamen) adalah daun fertil yang terdiri dari kepala sari (anthera), berisi serbuk sari (polen), tangkai sari (filamen), dan pendukung kepala sari.
9.      Daun buah (carpell) adalah daun fertil pendukung makrospora berupa bakal biji (ovalum) yang secara kolektif membentuk putik (pistill).
Berdasarkan bagian-bagiannya, bunga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bunga lengkap dan bunga tidak lengkap.
1.      Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki mahkota, kelopak, putik, dan benang sari. Contoh bunga lengkap adalah kembang sepatu dan bunga kacang.
2.      Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki satu atau beberapa dari bagian bunga lengkap, contohnya bunga salak dan bunga kelapa.
Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya, bunga dibedakan menjadi dua, yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna.
1.      Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai putik dan benang sari. Bunga yang memiliki  dua alat kelamin disebut bunga hermafrodit, contohnya bunga pepaya, bunga jambu biji.
2.      Bunga tidak sempurna adalah bunga yang hanya memiliki salah satu alat kelamin, putik saja atau benang sari saja. Bunga yang hanya memiliki benang sari saja disebut bunga jantan, misalnya bunga jagung yang berbentuk malai. Sedang bunga yang hanya memiliki putik saja disebut bunga betina. Misalnya pada jagung yang berbentuk tongkol.
D.    Kelamin Bunga
Bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting, karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat perkembang-biakan atau calon tumbuhan baru.
Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, orang membedakan:
  1. Bunga Banci atau Berkelamin Dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, kerena biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota. Misalnya pada bunga Terung (Solanum melongena L.).
  1. Bunga Berkelamin Tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam:
    1. Bunga Jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik, misalnya Bunga Jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan. Bunga jantan seringkali ditunjukkan dengan lambang ♂.
  1. Bunga Betina (flos feminieus), yaitu bunga yang tidak mempunyai banang sari, melainkan hanya putik saja, misalnya Bunga Jagung yang tersusun dalam tongkolnya. Bunga betina ditunjukkan dalam lambang ♀.
  1. Bunga Mandul atau Bunga Tidak Berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat benang sari maupun putik. Misalnya bunga pinggir (bunga pita) pada Bunga Matahari (Helianthus annuus L.).
Penelitian mengenai jenis kelamin bunga menunjukkan bahwa satu batang tumbuhan, misalnya sebatang tanaman Jagung, dapat memperlihatkan dua macam bunga, yaitu bunga jantan yang tersusun sebagai bulir majemuk pada ujung tanaman dan bunga betina yang tersusun sebagai tongkol dan terdapat dalam ketiak-ketiak daunnya. Berdasarkan jenis kelamin bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan, maka tumbuhan dibedakan menjadi:
  1. Berumah Satu (monoecus), yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (satu batang tumbuhan). Misalnya pada Jagung (Zea mays L.),




Mentimun (Cucumis sativus L.),
dan Jarak (Ricinus communis L.).
  1. Berumah Dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya, sehingga ada individu tumbuhan yang hanya mempunyai bunga jantan saja dan ada individu tumbuhan yang hanya mempunyai bunga betina saja. Misalnya Salak (Zalacca edulis Reinw.).
  1. Poligami (polygamus), jika pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina, dan bunga banci bersama-sama. Biasanya poligami dimaksudkan untuk menunjukkan sifat tumbuhan yang memperlihatkan suatu kombinasi bukan berumah satu dan juga bukan berumah dua.
Selain itu, ada kemungkinan lain mengenai letak bunga pada tumbuhan yang bersifat poligami.
    • Gynodeoecus, jika pada satu individu hanya terdapat bunga betina saja, sedangkan pada individu lain bunga banci. Misalnya pada labiatae.
    • Androdeiocus, jika pada satu individu terdapat bunga jantan saja sedangkan pada individu lain tedapat bunga banci.
Misalnya pada Dyras octopelata.
    • Monoeco-polygamus, jika pada satu individu terdapat bunga jantan, betina, dan banci bersama-sama. Misalnya pada Pepaya (Carica papaya L.).
    • Gynomonoecus, jika pada satu individu tumbuhan terdapat bunga betina dan bunga banci bersama-sama.
    • Trioecus atau trioeco-polygamus, jika bunga jantan, betina, dan banci terpisah pada individu yang berlainan.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Struktur Bunga  terdiri dari Kelopak, Mahkota, Benang sari, Putik, dan Dasar dan tangkai bunga.
Bunga terdiri dari bagian steril dan fertil. Bagian steril terdiri dari ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptacle), daun pelindung (brachtea), daun tangkai (brachteola), dan perhiasan bunga. Perhiasan bunga terdiri dari daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal).
Bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting, karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat perkembang-biakan atau calon tumbuhan baru.



DAFTAR  PUSTAKA

Tjirosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada   University Press.
Morton, J. 1987. Mango. p. 221–239. In: Fruits of warm climates. Julia F.Morton, Miami, FL. New York.
Syamsuhidayat, Sugati S., dan Hutapea, J.R., 1991,  Inventaris Tanaman Obat Indonesia.Edisi ke-2, Departemen Kesehatan RI Bagian Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Tjitrosoepomo,G, 1994, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University   Press, Yogyakarta.


1 komentar: