MAKALAH FISIOLOGI HEWAN
“SISTEM REPRODUKSI PADA AVES”
Dipersentasikan dalam diskusi mata kuliah fisiologi hewan
Semester 5 lokal A
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3
METHA AFRICAHYUNI 09.1799.15
MANDARI ELPISAH AMINI
09.1788.15
DOSEN PENGAMPU :
BETARIA PUTRA, M.Pd
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji
syukur ke hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena
atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan ikutan terbaik
bagi umat yang membawa cahaya islam.
Makalah
ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Fisiologi Hewan dengan judul “ sistem reproduksi pada aves “.
Dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para
pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT,
dan kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para
pembaca dan para pemerhati pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan
sarannya kepada kami demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Bunga Tanjung, 11 Oktober 2017
Penulis
Kelompok 2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang………………………………………………………...1
B.
Rumusan
Masalah……………………………………………………..1
C.
Tujuan
Penulisan………………………………………………………2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
reproduksi aves betina………………………………………....3
B.
Sistem
reproduksi aves jantan………………………………………....6
C.
Mekanisme
spermatogenesis………………………………………..…9
D.
Mekanisme
oogenesis………………………………………………..10
E.
Fertilisasi
dan proses pembentukan telur…………………………….11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………………..15
B.
Saran………………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Reproduksi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar
tidak punah. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan
reproduksi, tentu saja akan mengganggu keseimbangan alam. Pada rantai makanan
bayangkan jika salah satu mata rantai tersebut hilang, tentu tidak akan
seimbang proses alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem atau bahkan
peradaban. Sistem reproduksi vertebrata jantan terdiri atas sepasang testis,
saluran reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamalia) dan organ
kopulator (pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi
betina terdiri atas sepasang ovarium (ada juga yang hanya memiliki satu avarium)
dan saluran reproduksi betina. Pada mamalia dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu.[1]
Reproduksi
vertebrata umumnya sama, tapi karena tempat hidup, perkembangan anotomi dan
cara yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi.
Misalnya hewan akuatik melakukan fertilisasi diluar tubuh (fertilisasi
eksternal). Sedangkan hewan darat melakukan pertilisasi di dalam tubuh
(fertilisasi internal). Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal
dilengkapi dengan adanya organ kapulatori, yaitu organ yang berfungsi
menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina.[2]
B.
Rumusan
Masalah
1.
Seperti
apakah organ reproduksi aves betina?
2.
Seperti
apakah organ reproduksi aves jantan?
3.
Bagaimanakah
mekanisme spermatogenesis?
4.
Mengetahui
mekanisme oogenesis?
5.
Bagaimanakah
proses fertilisasi pada aves?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
organ reproduksi aves betina
2.
Mengetahui
organ reproduksi aves jantan
3.
Mengetahui
mekanisme spermatogenesis
4.
Mengetahui
mekanisme oogenesis
5.
Mengetahui
proses pertilisasi pada aves
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
reproduksi aves betina
Anatomi
alat reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu
ovarium yang merupakan tempat sintesis hormon steroid sexuel, gametogenesis
dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah
oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur dan
pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya
hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian
kanan mengalami rudimenter.[3]
ovarium yang merupakan tempat sintesis hormon steroid sexuel, gametogenesis
dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah
oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur dan
pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya
hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian
kanan mengalami rudimenter.[3]
Gambar 1 Organ Reproduksi Ayam Betina
1.
Ovarium
Ovarium pada unggas dinamakan pula dengan folikel. Bentuk dari
ovarium ini seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan
dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besarnya
ovarium pada saat ayam menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam
betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa
kelamin. Ovarium terbagi dalam dua bagian yaitu cortex pada bagian luar
dan medulla pada bagian dalam. Cortex ini mengandung folikel,
pada folikel (ovum) ini terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur ini dapat
mencapai lebih dari 12.000 buah namun yang mampu masak hanyalah beberapa buah
saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan buah).[4]
Gambar 2 ovary
Folikel ini akan masak pada 9-10 hari
sebelum ovulasi. Karena pengaruh
karoteiod pakan maupun karoteniod yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak
homogen maka penimbunan materi penyusun folikel tersebut menjadikan lapisan konsentris yang tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis) yang merupakan sintesa asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai folikel atau ovum yang kemudian dinamakan yolk atau kuning telur. Dikenal dua fase perkembangan yolk yaitu fase cepat antara 7-4 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi serta pada 2-1 hari sebelum ovulasi. Akibat prekembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan perbedaan kadar xantopil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra dimana latebra ini juga menghubungkan antara inti yolk dengan diskus germinalis.[5]
karoteiod pakan maupun karoteniod yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak
homogen maka penimbunan materi penyusun folikel tersebut menjadikan lapisan konsentris yang tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis) yang merupakan sintesa asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai folikel atau ovum yang kemudian dinamakan yolk atau kuning telur. Dikenal dua fase perkembangan yolk yaitu fase cepat antara 7-4 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi serta pada 2-1 hari sebelum ovulasi. Akibat prekembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan perbedaan kadar xantopil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra dimana latebra ini juga menghubungkan antara inti yolk dengan diskus germinalis.[5]
2.
Oviduk
Oviduk terdapat
sepasang dan merupakan saluran penghubung antara ovarium dan uterus. Pada
unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik dan satunya mengalami rudimenter.
Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang merupakan bagian dari ductus
Muller. Ujungnya melebar membentuk corong dengan tepi yang berjumbai.
Oviduk terdiri dari lima bagian yaitu: infundibulum atau funnel,
magnum, ithmus, uterus atau shell gland dan vagina. Oviduk
mempunyai struktur yang kompleks untuk menghasilkan bahan sekitar 40 g (10 g
padat dan 30 g air) dalam waktu sekitar 26 jam. Secara garis besar terdiri
lapisan perotoneal eksternal (serosa), lapisan otot longitudinal luar dan
sirkuler dalam, lapisan jaringan pengikat pembawa pembuluh darah dan syaraf,
serta lapisan mukosa yang melapisi seluruh duktus. Pada ayam muda mukosa
bersifat sederhana tanpa lekukan maupun lipatan. Pada saat mendekati dewasa
kelamin serta mendapat stimulus dari estrogen dan progresteron, maka oviduk
menjadi sangat kompleks dengan terbentuknya ikatan-ikatan primer, sekunder dan
tersier. Pada puncak aktivitas sekresinya, sel-sel menunjukkan bentuk
variasinya dari kolumner tinggi sipleks sampai kolumner transisional yang
memiliki silia.[6]
Gambar 3 sistem reproduksi ayam betina
B.
Sistem
reproduksi aves jantan
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya
elips dan berwarna terang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai
sebuah saluran sperma yang bernama vas defferens serta sebuah kloaka yang
menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut. Alat reproduksi unggas jantan
terdiri atas alat kelamin pokok dan alat kelamin pelengkap. Alat kelamin
pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis. Alat
kelamin pelengkap terdiri atas saluran yang menuju kloaka yaitu
epididymis, vas defferens, dan papillae.[7]
Testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak
ventral dari lobus anterior ginjal. Ukuran testis tidak selalu konstan, karena
menjadi besar pada saat musim kawin. Bagian kiri sering lebih besar dari bagian
kanan. Pinggir medial testis sedikit konkaf dan mempunyai penjuluran kecil
pipih yang dianggap sama seperti epididimis pada mammalia. Dari situlah keluar
saluran vas defferens yang secara bergelombang-gelombang lateral terhadap
ureter masuk ke dalam kloaka. Unggas jantan berbeda dari
ternak piaraan lainnya, karena testis tidak turun
dalam skrotum tetapi tetap dalam rongga badan. Testis menghasilkan sperma untuk
membuahi telur yang berasal dari hewan betina. yang berbentuk
bulat kacang tersebut besarnya berbeda-beda
menurut umur dan besar unggas. Permukaan diselaputi oleh suatu
jaringan fibrosa yang kuat yang diteruskan kedalam membentuk kerangka penunjang
tenunan . Masing-masing
vas defferens menuju papilae yang berfungsi sebagai organ cadangan yang
mengalami rudimenter. Papilae ini terletak di bagian tengah dari kloaka .[8]
1.
Testis
Testis berjumlah sepasang
terletak pada bagian atas di abdominal kearah punggung pada bagian anterior
akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang. Berbeda dengan
hewan lainnya, testis unggas tidak terletak
di dalam skrotum. Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut
androgen dan sel gamet jantan disebut sperma (Nalbandov, 1990). Berat
dari pasangan sekitar 14 gram, dan masing – masing memiliki berat 7
gram.[9]
Gambar 4. Testis pada ayam jantan
Testis ayam jantan terletak di
rongga badan dekat tulang belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga
abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium, berdekatan denganaorta dan
vena cavar, atau di belakang paru-paru bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat
dengan rongga udara, temperatur testis selalu 410 C sampai 43O C karena
spermatogenesis (pembentukan sperma) akan terjadi pada temperatur
tersebut. Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem.
Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang
lunak. Bagian dalam dari testis terdiri atas tubuli seminiferi (85% sampai 95%
dari volume testis), yang merupakan tempat terjadinya
spermatogenesis, dan jaringan intertitial
yang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikannya
hormon steroid, androgen, dan testosteron. Besarnya
testis tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan.[10]
2.
Epididimis
Epididimis berjumlah
sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal testis . Epididimis berfungsi
sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju cauda Epididymis .[11]
3.
Duktus deferens/vas deferens
Jumlahnya
sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan
lurus dan pada ayam jantan tua tampak berkelok-kelok. Letak ke arah
kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka sebelah lateral
urodeum. Saluran deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang
merupakan muara sperma dari testis, serta bagian bawah yang merupakan perpanjangan
dari saluran epididimis yang disebut
saluran deferens. Saluran deferens ini akhirnya bermuara di kloaka pada
daerah proktodeum yang berseberangan dengan urodium dan koprodeum. Di dalam saluran
deferens, sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan.
Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran
deferens.[12]
4.
Organ kopulasi
Pada unggas duktus deferens
berakhir pada suatu lubang papila kecil yang terletak pada dinding dorsal
kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ kopulasi. Alat kopulasi
pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik
berbentuk spiral yang panjangnya 12 sampai 18 cm. Pada papila ini juga
diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya
kopulasi.[13]
C.
Mekanisme spermatogenesis
Spermatogenesis yaitu proses pembentukan sel sperma
yang terjadi di
epitelium (tubuli) seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dari hipofisis
(pituitaria bagian depan). Tubuli seminiferi ini terdiri dari sel Sertoli dan sel
germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam 3 fase yaitu spermatogonial, meiosis
dan spermiogenesis dan butuh waktu 13-14 hari.[14]
epitelium (tubuli) seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dari hipofisis
(pituitaria bagian depan). Tubuli seminiferi ini terdiri dari sel Sertoli dan sel
germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam 3 fase yaitu spermatogonial, meiosis
dan spermiogenesis dan butuh waktu 13-14 hari.[14]
Gambar 5. Diagram spermatogenesis
D.
Mekanisme Oogenesis
Oogenesis
merupakan sistem pembentukan sel telur pada organ reproduksi betina atau
pembentukan ovum didalam ovarium.[15]
Gambar 6. oogenesis
E.
Fertilisasi dan proses
pembentukan telur pada ayam
1.
Fertilisasi
Fertilisasi adalah suatu proses penyatuan dari dua
sel gamet yang berbeda, yakni sel gamet jantan dan betina, bisa juga dikatakan
untuk membentuk satu sel yang disebut zigot. Secara embriologik fertilisasi
adalah pengaktifan sel ovum oleh sperma, secara genetik adalah pemasukkan faktor-faktor
hereditas pejantan ke ovum. Fertilisasi umumnya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) serta
penyatuan bahan nucleus (kariogami). Saat meiosis, zigot membentuk ciri
fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota sertadasarnya memang
gamet-gamet yang melebur merupakan haploid.[16]
Gambar 7. Proses fertilisasi
Kelompok unggas adalah hewan ovipar. Walaupun
kelompok unggas tak mempunyai alat kelamin luar, fertilisasi tetap terlaksana
di dalam tubuh. Hal ini di lakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada
unggas betina cuma ada satu ovarium, yakni ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna serta tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati
oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk
membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada unggas jantan terdapat
sepasang testis yang berhimpit dengan ureter serta bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada era sperma masuk ke
dalam oviduk. Ovum yang sudah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Era
perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang sudah dibuahi sperma akan
dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.[17]
Gambar 8. Fertilisasi pada ayam
Cuma beberapa lusin sel sperma yang bisa mendekati
ovum serta cuma beberapa sperma yang mampu masuk ke dalam zona pelusida yng
akhirnya cuma satu buah sperma yng mampu membuahi ovum (Nalbandov, 1990).
Begitu juga pada unggas, sesudah terlaksana perkawinan sperma akan mencapai
infundibulum serta akan menembus membran vitelina ovum bagi atau bisa juga
dikatakan untuk bertemu sel benih betina, menjadikan terbentuk calon embrio.
Telur yang dibuahi disebut telur fertil serta telur yng tak dibuahi disebut
telur infertil ataupun telur konsumsi.[18]
Gambar 9. Perkawinan alami pada ayam
2.
Pembentukan telur pada ayam
Adapun urutan perjalanan terbentuknya sebutir
telur pada saluran reproduksi ayam betina merupakan menjdai berikut: [19]
a. Infundibulum/papilon : panjang 9 cm fungsi bagi
atau bisa juga dikatakan untuk menangkap ovum yng masak. Bagian ini Amat tipis
serta mensekresikan sumber protein yng mengelilingi membran vitelina. Kuning
telur berada di bagian ini berkisar 15-30 menit. Pembatasan antara infundibulum
serta magnum dinamakan sarang spermatozoa sebelum terlaksana pembuahan.
b. Magnum : bagian yng terpanjang dari oviduk (33cm).
Magnum tersusun dari glandula tubiler yng Amat sensibel. Sintesis serta sekresi
putih telur terlaksana disini. Mukosa serta magnum tersusun dari sel gobelet.
Sel gobelet mensekresikan putih telur kental serta cair. Kuning telur berada di
magnum bagi atau bisa juga dikatakan untuk dibungkus yang dengannya putih telur
selama 3,5 jam.
c. Isthmus: mensekresikan membran ataupun selaput
telur. Panjang saluran isthmus merupakan 10 cm serta telur berada di sini
berkisar 1 jam 15 menit hingga 1,5 jam. Isthmus bagian depan yng berdekatan
yang dengannya magnum berwarna putih, sedangkan 4 cm yang terakhir dari isthmus
memiliki kandungan tidak sedikit pembuluh darah menjadikan memberikan warna
merah.
d. Uterus : disebut pun glandula kerabang telur,
panjangnya 10 cm. Pada bagian ini terlaksana dua kejadian, yakni dehidrasi
putih telur ataupun /plumping/ lantas terbentuk kerabang (cangkang) telur.
Warna kerabang telur yng terdiri atas sel phorphirin akan terbentuk di bagian
ini pada akhir mineralisasi kerabang telur. Lama mineralisasi antara 20 – 21
jam.
e. Vagina: bagian ini hampir tak ada sekresi di dalam
pembentukan telur, kecuali pembentukan kutikula. Telur melewati vagina yang
dengannya cepat, yakni sekitar tiga menit, lantas dikeluarkan (/oviposition/)
serta 30 menit sesudah peneluran akan kembali terlaksana ovulasi.
f. Kloaka: adalah bagian paling ujung luar dari induk
tempat dikeluarkannya telur. Total waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk
pembentukan sebutir telur merupakan 25-26 jam. Ini satu dari sekian banyaknya
penyebab kenapa ayam tak mampu bertelur lebih dari satu butir/hari. Di samping
itu, saluran reproduksi ayam betina bersifat tunggal. Pengertiannya, cuma
oviduk bagian kiri yng mampu berkembang. Padahal, disaat ada benda asing
semisal /yolk/ (kuning telur) serta segumpal darah, ovulasi tak bisa
terlaksana. Proses pengeluaran telur diatur oleh hormon oksitosin dari
pituitaria bagian belakang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Anatomi
alat reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu
ovarium yang merapakan tempat sintesis hormon steroid sexuel, gametogenesis
dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah
oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur dan
pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya
hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian
kanan mengalami rudimenter.
ovarium yang merapakan tempat sintesis hormon steroid sexuel, gametogenesis
dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah
oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur dan
pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya
hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian
kanan mengalami rudimenter.
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis
bentuknya elips dan berwarna terang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing
mempunyai sebuah saluran sperma yang bernama vas defferens serta sebuah kloaka
yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut. Alat reproduksi unggas
jantan terdiri atas alat kelamin pokok dan alat kelamin pelengkap. Alat
kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis.
Alat kelamin pelengkap terdiri atas saluran yang menuju kloaka yaitu
epididymis, vas defferens, dan papillae.
Fertilisasi adalah suatu proses penyatuan dari dua sel gamet
yang berbeda, yakni sel gamet jantan dan betina, bisa juga dikatakan untuk
membentuk satu sel yang disebut zigot. Secara embriologik fertilisasi adalah
pengaktifan sel ovum oleh sperma, secara genetik adalah pemasukkan
faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum.
B.
Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kali
ini, meskipun penulisan ini jauh dari kata sempurna, minimal kita bisa
mengimplementasikan tulisan ini. Mungkin masih banyak kesalahan dari penulisan
makalah ini, karena saya adalah manusia yang tempatnya salah dan dosa: dalam
hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan
agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari masa
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim Wildan. (1990). Reproduksi
dan embriolog, Bandung: Tarsito
Amelia.
(2017). Fertilisasi dan proses pembentukan telur. (http://www.google.co.id, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Simanjuntak.
(2016). Pembentukan sel tulur. (http://prosespembentukanseltelur,
diakses tanggal 12 oktober 2017)
Setyo,
Andi. (2014). Sistem reproduksi ayam jantan. (http://sistemreproduksiayamjantan.blogspot.co.id, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Husbandry.
(2015). Sistem reproduksi pada unggas jantan. (http:// reproduksiunggasjantan.blogspot.co.id,
diakses tanggal 12 oktober 2017)
Gusti
andyana. (2016). Sistem reproduksi pada unggas. (http://www.sistem reproduksi pada unggas.pdf, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Felisa.
(2009). Sistem reproduksi ayam betina dan jantan. (http://reproduksiayambetinadanjantan.pdf, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Budisma.
(2011). Sistem reproduksi pada aves. (http://sistemreproduksiburung.pdf, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Ainnadiyah,
phika. (2009). Perbandingan sistem reproduksi vertebrata. (http://perbandingansistemreproduksi.blogspot.co.id, diakses tanggal 12 oktober 2017)
[1]Phika
Ainnadiyah. “perbandingan sistem reproduksi vertebrata”. Diakses dari file:///C:/Users/owner/Downloads/%C2%A0/REPRODUKSI%20AVES%20%28%20ZOOLOGI%20%29%20_%20Yogarananda.html,
pada tanggal 12 oktober 2017 Jam 10.25
[2]
Ibid,
[3] Budisma.
“sistem reproduksi pada aves”. Diakses dari file:///C:/Users/owner/Downloads/%C2%A0/Sistem%20Reproduksi%20Pada%20Burung%20%E2%80%93%20Kliksma.com.html,tanggal
12 oktober 2017 jam 15.00
[4]
Felisa. “sistem reproduksi ayam betina dan jantan”. Diakses dari https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwivkOWy2ezWAhXLOI8KHWRxAXYQFghCMAQ&url=http%3A%2F%2Felisa.ugm.ac.id%2Fuser%2Farchive%2Fdownload%2F31919%2F4d62048c06c976a976614a1ebba7b9d0&usg=AOvVaw0hkA3DyUaHOE0n2KDpRm1r,
tanggal 12 oktober 2017 jam 19.15
[5]
Ibid,
[6] Gusti
Andyana. “ sistem reproduksi pada unggas”. Diakses dari https://www.google.co.id/url?Sa =t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwivkOWy2ezWAhXLOI8KHWRxAXYQFgg2MAI&url=http%3A%2F%2Fwww.salamsatukandang.gq%2F2016%2F02%2Fsistim-reproduksi-pada-unggas.html&usg=AOvVaw1fB0-dOqccRo560U9jXQFA,
tanggal 12 oktober 2017 jam 16.38
[7]
Husbandry. “sistem reproduksi hewan unggas jantan”. Diakses dari https://www.google.co.id/ur
l?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwik_r3boO3WAhULErwKHenICnAQFghMMAk&url=http%3A%2F%2Fgolivestock.blogspot.com%2F2015%2F06%2Fsistem-reprod
uksi-hewan-unggas-jantan.html&usg=AOvVaw0zPRdMxeyECWsNyVzEBo1D, tanggal 12
oktober 2017 jam 15.30
[8]
Ibid,
[9]
Andi Setyo. “ sistem reproduksi ayam jantan”. Diakses dari https://www.google.co.id/url?sa=t&r
ct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwik_r3boO3WAhULErwKHenICnAQFggqMAA&url=https%3A%2F%2Fbelajarunggas.blogspot.co.id%2F2014%2F08%2Fsistemreproduksi-ayam-jantan.html&usg=AOvVaw0JlSBBuJrXgvbjssxPKzoP,
tanggal 12 oktober 2017 jam 15.45
[10]
Ibid,
[11]
Ibid,
[12] Ibid,
[13]
Ibid,
[14]
Wildan yatim. Sistem reproduksi dan embriologi.(Bandung: Tarsito), Hlm.
40
[15]
Ibid, hlm. 80
[16] Simanjuntak.
Fertilisasi dan proses pembentukan tulur. Diakses dari file:///C:/Users/owner/Downloads/FERTILISASI%20DAN%20PROSES%20PEMBENTUKAN%20TELUR%20PADA%20AYAM.html,
tanggal 12 oktober 2017 jam 20.04
[17] Amelia.
“ fertilisasi dan proses pembentukan”. Diakses dari https://www.google.co.id/url?sa=t
&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwid243Lpu3WAhXKp5QKHa1BhgQFgg1MAE&url=https%3A%2F%2Fternakmudahuntung.blogspot.com%2F2017%2F01%2Ffe
rtilisasi-dan-proses-pembentukan.html&usg=AOvVaw3Rwobax1NmvSLCRME5jHrw,
tanggal 12 oktober 2017, jam 16.45
[18]
Ibid,
[19]
Ibid,
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus