Sabtu, 14 Oktober 2017

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN
“TRANSPIRASI DAN EVAPORASI”
Dipersentasikan dalam diskusi mata kuliah fisiologi tumbuhan

Semester 5 lokal A
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3
METHA AFRICAHYUNI              09.1799.15
HIRNA JULITA                               09.1791.15
VIVIN YULITA                               09.1793.15
MAIZA HARDI                                09.1786.15
DOSEN PENGAMPU :
RIZKY PARAMITA MUKHTI, M.Si

JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
TRANSPIRASI DAN EVAPORASI
A.      Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata.[1]
 Ada dua tipe transpirasi, yaitu transpirasi kutikula dan transpirasi stomata. Transpirasi kutikula adalah pengeluaran uap air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis, sedangkan transpirasi stomata adalah pengeluaran uap air yang berlangsung melalui stomata.[2]
Stomata merupakan celah yang dibatasi oleh dua sel penganja. Sel penyangga mempunyai penebalan dinding khusus dan mengandung klorofil. Adanya klorofil pada sel penyangga mengakibatkan sel penyangga dapat melangsungkan proses fotosistesis. Fotosistesis akan menghasilkan glukosa dan mengurangi mengurangi konsentrasi CO2. Glukosa larut dalam cairan sel penyangga sehingga menjadi pekat. Perbedaan konsentrasi ini menyebabkan air dari jaringan sekitar sel penyangga akan masuk kedalam sel penyangga. Hal ini mengakibatkan tekanan turgor sel penyangga naik, sel penyangga melengkung dan stomata membuka.[3]
Proses menutupnya stomata akan terjadi pada saat sel penyangga kehilangan air sehingga turgor sel penyangga menurun dan stomata menutup. Pada dasarnya membuka dan menutupnya stomata bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air melalui proses transpirasi dengan pembentukan gula melalui fotosistesis.[4]
Hal penting dalam proses transpirasi transpirasi adalah difusi uap air dari udara yang lembab didalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun menyebabkan tertariknya air dari berkas pembuluh ke akar hingga pucuk.[5]
Transpirasi dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhi transpirasi adalah jumlah stomata persatuan luas epidermis, letak stomata, dan jumlah trikoma pada permukaan epidermis. Faktor luar yang mempengaruhi transpirasi adalah sinar matahari, suhu kelembapan udara, kecepatan angin, dan konsentrasi CO2. [6]
Sinar matahari merangsang sel penjaga menyerap air sehingga sehingga stomata membuka pada pagi hari. Pengamatan mikroskopis terhadap permukaan daun menunjukkan bahwa cahaya matahari mempengaruhi pembukaan stomata.  Pada saat redup atau tidaknya cahaya, umumnya stomata menutup. Ketika intensitas cahaya meningkat, stomata membuka hingga mencapai nilai maksimum. Konsentrasi CO2 yang rendah didalam daun juga menyebabkan stomata membuka.[7]
Stomata pada sebagian besar tumbuhan umumnya membuka pada siang hari dan menutup pada malam hari. Pada tumbuhan xerofit, misalnya kaktus, stomata membuka pada malam hari dan stomata menutup pada siang hari. Menutupnya stomata kaktus pada siang hari merupakan adabtasi untuk mengurangi proses penguapan. Adaptasi lainnya yang terdapat pada tumbuhan xerofit untuk mengurangi proses transpirasi adalah dengan memiliki stomata yang tersembunyi dalam daun dan ditutupi oleh trikoma.[8]
Pengukuran transpirasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Contoh pengukuran transpirasi adalah percobaan dengan kertas kobalt klorida. Percobaan ini bertujuan untuk menghitung uap air yang hilang keudara dengan cara melihat uap air yang diserap oleh kertas kobalt klorida. Kertas kobalt klorida yang ditempelkan pada daun dan ditutup kaca objek awalnya bewarna biru cerah. Kertas kobalt klorida akan berubah menjadi biru pucat. Warna ini lama kelamaan akan berubah lagi menjadi menrah dan dijadikan ukuran kehilangan air (transpirasi) dari daun yang menerima perlakuan. Kelemahan dari percobaan ini adalah stomata pada permukaan bawah daun cepat menutup setelah ada perlakuan, sehingga hasilnya kurang akurat.[9]
Selain mengeluarkan air dalam bentuk uap tumbuhan juga mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut gutasi, dan melalui alat yang disebut hidotoda, yaitu lubang yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan tertentu. Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun. Karena pada daunlah kita menjumpai stomata paling banyak. Transpirasi penting bagi tumbuhan, karena berperan penting dalam membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam-garam miniral.[10]

B.       Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnya yang terjadi karena  proses fisika. Dua unsur utama untuk berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air.[11]

Faktor meteorologi yang memengaruhi evaporasi adalah radiasi matahari, suhu udara, kelembaban udara dan angin. Tempat-tempat dengan radiasi matahari tinggi mengakibatkan evaporasi tinggi karena evaporasi memerlukan energi. Umumnya energi matahari tinggi diikuti suhu udara tinggi dan kelembaban udara rendah. Kedua hal ini dapat memacu terjadinya evaporasi. Angin yang kencang membuat kelembaban udara rendah, hal inipun memacu evaporasi. Laju evaporasi sangat sangat tergantung pada masuknya energi yang diterima. Semakin besar jumlah energi yang diterima, maka akan semakin banyak molekul air yang diuapkan. Sumber energi utama untuk evaporasi adalah radiasi matahari. Oleh sebab itu, laju evaporasi yang tinggi tercapai pada waktu sekitar tengah air. Selain masukan energi, laju evaporasi juga dipengaruhi oleh kelembaban udara di atasnya. Laju matahari akan semakin terpacu jika udara diatasnya kering (kelembaban rendah), sebaliknya akan terhambat jika kelembaban udaranya tinggi. Evaporasi sangat bergantung kepada karakteristik lokasi sehigga faktor-faktor meteorologi yang berperan dalam proses evaporasi dapat berbeda dari tempat ke tempat lainnya.[12]
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi terhadap evaporasi adalah ;
1.      Factor factor meteorologi
a.       Radiasi matahari
b.      Temperatur udara dan permukaan
c.       Kelembaban
d.      Angin
e.       Tekanan barometer
2.      Faktor-faktor geografi
a.       Kualitas air (warna, silinitas, dll)
b.      Jeluk tubuh air
c.       Ukuran dan bentuk permukaan
3.      Faktor-faktor lainnya
a.       Kandungan lengas tanah
b.      Karakteristik kapiler tanah
c.       Jeluk muka air tanah
d.      Warna tanah
e.       Tipe, kerapatan dan tingginya vegetasi
f.       Ketersedian air (hujan, irigasi, dll)[13]
C.       Perbedaan transpirasi dan evaporasi
Ada beberapa perbedaan antara transpisari dan evaporasi yaitu sebagai berikut;[14]




DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, Benjamin. 2004. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Jakarta. Rajawali Pers.
Furqonita, Deswaty, dan M. Biomed. 2007. BIOLOGI 2. Bandung. Yudistira
Andoro, 2016. Transpirasi dan evaporasi. (http://www.faperta.ugm.ac.id/buper/download/kuliah/pertemuan%205%20(TRANSPIRASI).pdf, diakses tanggal 24 september 2017)
Imalia, 2012. Evaporasi. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44546/4/chapter%20II.pdf, diakses tanggal 24 september 2017)
Suyitno, 2009. Proses transpirasi pada tumbuhan.( http://www.untag-smd.ac.id/files/Proses_Transpirasi_Pada_Tanaman_9_b.pdf, diakses tanggal 24 september 2017)



[1]  Benjamin Lakitan, dasar-dasar fisiologi tumbuhan (Jakarta: rajawali pers, 2004), hal; 53
[2] Deswaty Furqonita dan M. Biomed, biologi 2, (Yudistira, 2007), hal; 190
[3] Ibid,
[4] Ibid, hal 191
[5] Ibid,
[6] Ibid,
[7] Ibid,
[8] Ibid,
[9] Ibid, hal. 192
[10] Suyitno, “proses transpirasi pada tumbuhan”, diakses dari http://www.untag-smd.ac.id/files/Proses_Transpirasi_Pada_Tanaman_9_b.pdf, pada tanggal 24 september 2017 pukul 21.02
[11] Imalia, “evaporasi”, diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44546/4/chapter%20II.pdf, pada tanggal 24 september 2017 pukul 20.32
[12] Ibid,
[13] Ibid,
[14] Andoro, “transpirasi dan evaporasi”, diakses dari http://www.faperta.ugm.ac.id/buper/download/kuliah/pertemuan%205%20(TRANSPIRASI).pdf, pada tanggal 24 september 2017 pukul 19.54

klasifikasi bahan makanan dan proses pencernaan makanan



MAKALAH ANOTOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
KLASIFIKASI BAHAN MAKANAN, SALURAN MAKANANA
 DAN PENCERNAAN MAKANAN
Makalah dipresentasikan dalam diskusi mata kuliah anotomi fisiologi
tubuh manusia semester 5 lokal a
OLEH : KELOMPOK 5
METHA AFRICAHYUNI              09.1799.15
FITRIA EKA LESTARI                09.1804.15
DOSEN PEMBIMBING :
RIZA JULIAN PUTRA, M.Pd

JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

KATA PENGANTAR


 Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur ke hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga  kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan  kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan ikutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya islam.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas ANOTOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA dengan judul klasifikasi bahan makanan, saluran dan pencernaan makanan.
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, dan kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca  dan para pemerhati pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya kepada kami demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
                                                                                   
Bunga Tanjung, 14 September 2017

                                                                                                     Penulis
Kelompok  4






DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGHANTAR…………………………………………………...……....i
DAFTAR ISI……………………………………………………………..………..ii
BAB I PENDAHULUAN                                     
      A.    Latar Belakang…………………………………………………….………1
      B.     Rumusan Masalah……………………………………………………...….2
      C.     Tujuan Penulisan………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
      A.    Klasifikasi bahan makanan……………………………………………......3
      B.     Saluran dan proses pencernaan……………………………………………6 
BAB III PENUTUP
      A.    Kesimpulan………………………………………………………………14
       B.     Saran …………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
 Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar
yang pencernaan. Fungsi sistem pencernaan adalah memperoleh zat-zat makanan
yang dibutuhkan bagi tubuh.
Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang
terdiri atas 4 lapisan utama yaitu: lapisan mukosa, submukosa, lapisan otot, dan
lapisan serosa.
      1.      Lapisan mukosa terdiri atas epitel pembatas, lamina propria yang terdiri
dari jaringan penyambung jarang yang kaya akan pembuluh darah kapiler dan limfe dan sel-sel otot polos, kadang-kadang mengandung juga kelenjar-kelenjar dan jaringan limfoid, serta muskularis mukosae.
      2.      Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan banyak pembuluh darah dan limfe, pleksus saraf submukosa (juga dinamakan Meissner), dan kelenjar-kelenjar dan/atau jaringan limfoid.
3.      Lapisan otot tersusun atas :
a.       sel-sel otot polos, berdasarkan susunannya dibedakan menjadi 2 sublapisan menurut arah utama sel-sel otot yaitu sebelah dalam (dekat lumen), umumnya tersusun melingkar (sirkuler), pada sublapisan luar, kebanyakan memanjang (longitudinal).
b.      kumpulan saraf yang disebut pleksus mienterik (atau Auerbach), yang terletak antara 2 sublapisan otot.
c.       pembuluh darah dan limfe.
4.      Serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas jaringan penyambung
jarang, kaya akan pembuluh darah dan jaringan adiposa dan epitel gepeng
selapis (mesotel). Fungsi utama epitel mukosa saluran pencernaan adalah:
a.       Menyelenggarakan sawar (pembatas), bersifat permeabel selektif antara isi saluran dan jaringan tubuh.
b.      Mempermudah transpor dan pencernaan makanan
c.       Meningkatkan absorpsi hasil-hasil pencernaan (sari-sari makanan). Sel-sel pada lapisan ini selain menghasilkan mukus juga berperan dalam pencernaan atau absorpsi makanan.
Nodulus limfatikus yang banyak terdapat pada lamina propria dan lapisan submukosa sebagai sistem pertahanan tubuh atau pelindung dari infeksi mikroorganisme dari invasi virus dan bakteri.
Mukosae dan lapisan otot untuk pergerakan lapisan mukosa
secara independen (otonom) dari pergerakan saluran pencernaan lain, sehingga
meningkatkan kontak dengan makanan. Kontraksi lapisan mukosa mendorong
(peristaltik) dan mencampur makanan (segmentasi) dalam saluran pencernaan.
Pleksus-pleksus saraf mengatur kontraksi muskuler ini, yang membentuk
gangglia parasimpatis. Banyaknya jala-jala serabut pre- dan postganglionik sistem
saraf otonom dan beberapa serabut-serabut sensoris viseral dalam ganglia ini
memungkinkan komunikasi diantara mereka. Kenyataan bahwa saluran pencernaan menerima banyak persyarafan dari sistem saraf otonom memberikan penjelasan anatomik akan besarnya pengaruh gangguan emosi pada saluran pencernaan suatu fenomena yang penting pada pengobatan psikosomatis.
B.       Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah dalam pembahasan kali ini yaitu sebagai berikut;
1.      Bagaimanakah mengklasifikasi bahan makanan?
2.      Seperti apakah saluran dan proses pencernaan makanan?
C.       Tujuan Penulisan
Ada beberapa tujuan dalam penulisan kali ini yaitu sebagai berikut;
1.      Mahasiswa mengetahui klasifikasi bahan makanan.
2.      Mahasiswa mengetahui saluran dn proses pencernaan makanan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Klasifikasi bahan makanan
Makanan diperlukan untuk membina tubuh, menggantikan yang sudah aus dan bekerja sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas dan energi.
1.      Protein
Protein ialah satu-satunya kelompok makanan yang mengandung nitrogen.protein diambil dari sember hewani dan nabati dan merupakan dasar inti plasma sel hidup. Protein penting untuk pertumbuhan, perbaikan dan pembentukan baru.[1]
Protein dapat dibagi  menurut jenisnya yaitu protein hewani dan nabati, tetapi lebih tepanya diterangkan sebagai protein kelas A dan protein kelas B. Protein dibangun atas kombinasi asam amino dan dalam proses pencernaan setiap protein dipecahkan oleh enzim-enzim dalam berbagai asam amino yaitu bentuk asalnya. Hanya dalam keadaan ini protein dapat digunakan oleh jaringan tubuh.[2]
2.      Hidrat karbon
Hidrat karbon mengandung zat karbon dalam ikatan dengan hydrogen dan oksigen dalam perbandingan yang ada dalam air (H20). Kelompok makanan ini menyediakan panas dan energi kepada tubuh. Karbon bersama dengan oksigen membentuk karbon dioksida dan menghasilkan energy. Hidrat karbon menghasilkan 4,1 kolori untuk setiap gram terpakai dalam jaringan. Seorang dewasa normal memakan kira-kira 300 gram zat hidrat karbon dalam bentuk gula dan zat tepung.[3]
3.      Gula
Gula, kecuali laktosa atau susu gula, semua gula diambil dari alam tumbuh-tumbuhan;
Sakarosa, gula tebu, gula ubi-ubian.
Dekstrosa/glukosa, gula buah-buahan, madu.
Maltosa ialah disakarida yang terbentuk karena hidrolisis zat tepung.[4]
4.      Zat tepung
Zat tepung diambil dari tanaman hijau dan kemudian disimpan dalam batang, akar, dan biji-bijinya.
Bulir-bulir (sereal), gandung, jagung dan terigu, beras dan sagu.
Akar ubi-ubian, khususnya kentang masak, mengadung banyak zat tepung.
Selulosa ialah contoh jenis zat tepung yang dijumpai dalam batang dan tangkai tanaman.
Glikogen ialah zat tepung hewani yang terdapat dalam otot dan hati.
Monosakarida atau sakarida tunggal, misalnya fruktusa, galaktosa.
Disakarida atau sakarida rangkap dua, misalnya fruktosa, maltose, laktosa.
Polisakarida ialah hidrat karbon seperti zat tepung dan selulosa.
Semua hidrat karbon yang telah dicerna diubah menjadi kelompok sakarida tunggal, yang merupakan satu-satunya kelompok yang dapat digunakan jaringan tubuh.[5]
5.      Glikogen
Glikogen ialah hasil perubahan larutan sakarida tunggal dalam tubuh yang menjadi zat tepung hewani dan merupakan bentuk hidrat. Karbonyang dapat disimpan dalam hati atau otot sampai saat diperlukan. Dalam keadaan itu glikogen hati dapat diubah kembali menjadi monosakarida biasa.
6.      Lemak
Lemak diambil dari sumber hewani dan nabati. Lemak terdiri atas karbon, hydrogen dan oksigen dan disimpan sebagai zat majemuk asam lemak dan gliserin. Contoh lemak hewani ialah lemak daging dan hasil perternakan, seperti susu, mentega, keju, dan kuning telur. Lemak hewani merupakan bagian penting dalam makanan kita karena mengandung vitamin A dan D. dari lemak nabati yang paling dikenal adalah minyak kelapa dan minyak dari kacang-kacangan.[6]
7.      Air
Air membentuk dua pertiga berat tubuh. Air sangat penting bagi kesehatan dan kekurangan air lebih cepat menjadi parah dari pada kekurangan bahan makanan lain. Merupakan bagian yang besar dari jaringan, yang melarutkan berbagai zat dengan demikian membantu perubahan kimiawi didalam alat pencernaan. Mempertahankan konsentrasi normal garam dalam jaringan dan dengan demikian mengatur berbagai proses di dalam tubuh dan  memungkinkan terjadinya proses osmosis. Air masuk dalam bentuk makanan cair atau minuman. Sebagian besar makanan padat juga terdiri atas air, khusunya buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung lebih dari 85% air dan semangka bahkan mengandung 95% atau lebih. Sejumlah air dalam tubuh juga diperoleh dari hasil oksidasi makanan.[7]
8.      Garam
Terdapat berbagai macam garam ditubuh yang juga merupakanisi mineral kebanyakan makanan. Kalsium (zat kapur) disediakan susu, keju, kuning telur, dan banyak sayuran, khususnya kol dan wortel. Ini diperlukan semua jaringan dibawa oleh darah dan penggunaannya diatur oleh sekresi paratiroid, dan khususnya diperlukan untuk pembentukan tulang, gigi dan untuk pembekuan darah. Zat besi terdapat terdapat dalam daging, telur, keju, roti dan sayuran hijau. Zat besi diperlukan untuk membentuk hemoglobin dan dalam ikatan dengan oksigen didistribusikan dalm tubuh. Natrium klorida (zat kapur) terdapat didalam sebagian besar madakanan dan dari garam dapur. Garam dapur merupakan garam yang sangat banyak dijumpai dalam cairan jaringan ekstraseluler. Kalium terdapat didalam hamper semua makanan, khususnya bahan yang mengandung protein. Ini merupakan garam yang sangat banyak dijummpai didalam jaringan ekstraseluler. Fasfor terdapat didalam setiap sel tubuh . penting untuk produksi energy otot dan energy saraf dan untuk membuat susunan yang tepat bagi jaringan keras, seperti tulang dan gigi. Fasfor disediakan oleh susu, kuning telur, telur ikan dan sayuran hijau. Yodium terdapat dalam bahan hasil laut dan dalam makanan yang tumbuh dekat laut. Yodium dalam tubuh mengatur keseimbangan proses metabolism yang dirangsang sekresi kelenjar tiroid.[8]
9.      Vitamin
Vitamin adalah unsur yang penting untuk hidup, kesehatan, dan pertumbuhan. Diperlukan untuk kesehatan metabolism tubuh. Vitamin-vitamin ini dikualifikasikan menurut daya larutnya, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air.[9]
B.     Saluran pencernaan makanan
 Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, esofagus, lambung (gaster), usus halus (terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum), usus besar (yang terdiri atas caecum, colon ascenden, colon transversum, colon descendens, colon sigmoid), rectum, hingga anus. Pada orang dewasa, panjang saluran pencernaan dari mulut hingga anus sekitar 9 meter.[10]
                                        
gambar 1. Saluran pencernaan
     1.    Mulut
Mulut Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, 8 asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.[11]
                       
gambar 2. Rongga mulut
            2.    Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media 9 disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.[12]
                             
gambar 3. Faring
             3.    Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus). [13]
                         
gambar 4. Esofagus
            4.    Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel – sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.[14]
       
gambar 5. lambung
           5.    Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). [15]

gambar 6. Usus halus
6.    Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan 12 membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare. [16]
gambar 7. Usus besar
7.    Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. [17]
gambar 8. Rectum
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian 13 lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus.
gambar 9. Anus

BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Makanan diperlukan untuk membina tubuh, menggantikan yang sudah aus dan bekerja sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas dan energi. Klasifikasi bahan makanan meliputi protein, hidrat karbon, gula, zat tepung, glikogen, lemak, air, garam, dan vitamin.
Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, esofagus, lambung (gaster), usus halus (terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum), usus besar (yang terdiri atas caecum, colon ascenden, colon transversum, colon descendens, colon sigmoid), rectum, hingga anus. Pada orang dewasa, panjang saluran pencernaan dari mulut hingga anus sekitar 9 meter.
B.       SARAN
       Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kali ini, meskipun penulisan ini jauh dari kata sempurna, minimal kita bisa mengimplementasikan tulisan ini. Mungkin masih banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, karena saya adalah manusia yang tempatnya salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari masa sebelumnya.








DAFTAR PUSTAKA
P. Evelyn, C. 2006. Anotomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum
Kusnadi, Dkk. Sistem pencernaan.pdf. (diakses tanggal 20 september 2017).
Hamadi, Dkk. Bahan kuliah sistem pencernaan.pdf.(diakses pada tanggal 20 september 2017)


















[1] Evelyn C. Pearce, anotomi dan fisiologi untuk paramedis (Jakarta:PT. Gramedia pustaka utama, 2009), hal:202
[2] Ibid, hal: 203
[3] Ibid, hal: 203
[4] Ibid, Hal: 204
[5] Ibid, Hal: 204
[6] Ibid, Hal: 205
[7] Ibid, Hal: 205
[8] Ibid, hal: 206
[9] Ibid, hal: 207
[10] Hamadi,Dkk. bahan kuliah system pencernaan.pdf. hal: 1
[11] Kusnadi, sistem pencernaan.pdf. hal: 3
[12] Ibid, hal: 4
[13] Ibid, hal. 5
[14] Ibid, hal. 6
[15] Ibid, hal. 7
[16] Evelyn C. Pearce, opcit, hal: 227
[17] Ibid, hal. 229