Rabu, 06 Desember 2017

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN
“SISTEM REPRODUKSI PADA AVES”
Dipersentasikan dalam diskusi mata kuliah fisiologi hewan
Semester 5 lokal A

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3
METHA AFRICAHYUNI              09.1799.15
MANDARI ELPISAH AMINI       09.1788.15
DOSEN PENGAMPU :
BETARIA PUTRA, M.Pd

JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

KATA PENGANTAR


 Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur ke hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga  kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan  kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan ikutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya islam.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Fisiologi Hewan dengan judul sistem reproduksi pada aves.
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, dan kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca  dan para pemerhati pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya kepada kami demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
                                                                                   
Bunga Tanjung, 11 Oktober 2017

                                                                                                     Penulis
Kelompok  2                          






DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang………………………………………………………...1
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………..1
C.     Tujuan Penulisan………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Sistem reproduksi aves betina………………………………………....3
B.     Sistem reproduksi aves jantan………………………………………....6
C.     Mekanisme spermatogenesis………………………………………..…9
D.    Mekanisme oogenesis………………………………………………..10
E.     Fertilisasi dan proses pembentukan telur…………………………….11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………………………………..15
B.     Saran………………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan mengganggu keseimbangan alam. Pada rantai makanan bayangkan jika salah satu mata rantai tersebut hilang, tentu tidak akan seimbang proses alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem atau bahkan peradaban. Sistem reproduksi vertebrata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamalia) dan organ kopulator (pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium (ada juga yang hanya memiliki satu avarium) dan saluran reproduksi betina. Pada mamalia dilengkapi  organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu.[1]
Reproduksi vertebrata umumnya sama, tapi karena tempat hidup, perkembangan anotomi dan cara yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik melakukan fertilisasi diluar tubuh (fertilisasi eksternal). Sedangkan hewan darat melakukan pertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya organ kapulatori, yaitu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina.[2]
B.       Rumusan Masalah
1.      Seperti apakah organ reproduksi aves betina?
2.      Seperti apakah organ reproduksi aves jantan?
3.      Bagaimanakah mekanisme spermatogenesis?
4.      Mengetahui mekanisme oogenesis?
5.      Bagaimanakah proses fertilisasi pada aves?
C.       Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui organ reproduksi aves betina
2.      Mengetahui organ reproduksi aves jantan
3.      Mengetahui mekanisme spermatogenesis
4.      Mengetahui mekanisme oogenesis
5.      Mengetahui proses pertilisasi pada aves

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Sistem reproduksi aves betina
Anatomi alat reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu
ovarium yang merupakan tempat sintesis hormon steroid sexuel, gametogenesis
dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah
oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur dan
pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya
hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian
kanan mengalami rudimenter.[3]
Gambar 1 Organ Reproduksi Ayam Betina
1.      Ovarium
Ovarium pada unggas dinamakan pula dengan folikel. Bentuk dari ovarium ini seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besarnya ovarium pada saat ayam menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium terbagi dalam dua bagian yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Cortex ini mengandung folikel, pada folikel (ovum) ini terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur ini dapat mencapai lebih dari 12.000 buah namun yang mampu masak hanyalah beberapa buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan buah).[4]
Gambar 2 ovary
Folikel ini akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh
karoteiod pakan maupun karoteniod yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak
homogen maka penimbunan materi penyusun folikel tersebut menjadikan lapisan konsentris yang tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis) yang merupakan sintesa asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai folikel atau ovum yang kemudian dinamakan yolk atau kuning telur. Dikenal dua fase perkembangan yolk yaitu fase cepat antara 7-4 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi serta pada 2-1 hari sebelum ovulasi. Akibat prekembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan perbedaan kadar xantopil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra dimana latebra ini juga menghubungkan antara inti yolk dengan diskus germinalis.[5]
2.      Oviduk
Oviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung antara ovarium dan uterus. Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik dan satunya mengalami rudimenter. Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang merupakan bagian dari ductus Muller. Ujungnya melebar membentuk corong dengan tepi yang berjumbai. Oviduk terdiri dari lima bagian yaitu: infundibulum atau funnel, magnum, ithmus, uterus atau shell gland dan vagina. Oviduk mempunyai struktur yang kompleks untuk menghasilkan bahan sekitar 40 g (10 g padat dan 30 g air) dalam waktu sekitar 26 jam. Secara garis besar terdiri lapisan perotoneal eksternal (serosa), lapisan otot longitudinal luar dan sirkuler dalam, lapisan jaringan pengikat pembawa pembuluh darah dan syaraf, serta lapisan mukosa yang melapisi seluruh duktus. Pada ayam muda mukosa bersifat sederhana tanpa lekukan maupun lipatan. Pada saat mendekati dewasa kelamin serta mendapat stimulus dari estrogen dan progresteron, maka oviduk menjadi sangat kompleks dengan terbentuknya ikatan-ikatan primer, sekunder dan tersier. Pada puncak aktivitas sekresinya, sel-sel menunjukkan bentuk variasinya dari kolumner tinggi sipleks sampai kolumner transisional yang memiliki silia.[6]
 
Gambar 3 sistem reproduksi ayam betina
B.       Sistem reproduksi aves jantan
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan berwarna terang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai sebuah saluran sperma yang bernama vas defferens serta sebuah kloaka yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut. Alat reproduksi unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok dan alat kelamin pelengkap.  Alat kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis. Alat kelamin pelengkap terdiri atas saluran  yang menuju kloaka yaitu epididymis, vas defferens, dan papillae.[7]

Testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus anterior ginjal. Ukuran testis tidak selalu konstan, karena menjadi besar pada saat musim kawin. Bagian kiri sering lebih besar dari bagian kanan. Pinggir medial testis sedikit konkaf dan mempunyai penjuluran kecil pipih yang dianggap sama seperti epididimis pada mammalia. Dari situlah keluar saluran vas defferens yang secara bergelombang-gelombang lateral terhadap ureter masuk ke dalam kloaka. Unggas  jantan  berbeda  dari  ternak  piaraan  lainnya,  karena  testis  tidak turun dalam skrotum tetapi tetap dalam rongga badan. Testis menghasilkan sperma untuk membuahi telur yang berasal dari hewan betina.   yang berbentuk  bulat  kacang  tersebut  besarnya  berbeda-beda  menurut  umur dan besar unggas. Permukaan  diselaputi oleh suatu jaringan fibrosa yang kuat yang diteruskan kedalam membentuk kerangka penunjang tenunan . Masing-masing vas defferens menuju papilae yang berfungsi sebagai organ cadangan yang mengalami rudimenter. Papilae ini terletak di bagian tengah dari kloaka .[8]
1.      Testis
Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang.  Berbeda  dengan  hewan  lainnya,  testis  unggas  tidak  terletak  di dalam skrotum. Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan disebut sperma (Nalbandov, 1990).  Berat dari pasangan   sekitar 14 gram, dan masing – masing memiliki berat 7 gram.[9]
Gambar 4. Testis pada ayam jantan
Testis ayam jantan terletak di rongga badan dekat tulang belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium, berdekatan denganaorta dan vena cavar, atau di belakang paru-paru bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga udara, temperatur testis selalu 410 C sampai 43O C karena spermatogenesis (pembentukan sperma) akan terjadi pada temperatur tersebut.  Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang lunak. Bagian dalam dari testis terdiri atas tubuli seminiferi (85% sampai 95% dari volume   testis), yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan jaringan intertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikannya  hormon  steroid, androgen,  dan testosteron. Besarnya testis tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan.[10]

2.      Epididimis
Epididimis  berjumlah  sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal testis . Epididimis berfungsi sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju cauda Epididymis .[11]
3.      Duktus deferens/vas deferens
Jumlahnya  sepasang,  pada  ayam  jantan  muda  kelihatan  lurus  dan  pada ayam jantan tua tampak berkelok-kelok. Letak ke arah kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka sebelah lateral urodeum. Saluran deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang merupakan muara sperma dari testis, serta bagian bawah yang merupakan perpanjangan   dari   saluran  epididimis  yang  disebut  saluran  deferens. Saluran deferens ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang berseberangan dengan urodium dan koprodeum. Di dalam saluran deferens, sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran deferens.[12]
4.      Organ kopulasi
Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ kopulasi. Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12 sampai 18 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi.[13]
C.       Mekanisme spermatogenesis
Spermatogenesis yaitu proses pembentukan sel sperma yang terjadi di
epitelium (tubuli) seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dari hipofisis
(pituitaria bagian depan). Tubuli seminiferi ini terdiri dari sel Sertoli dan sel
germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam 3 fase yaitu spermatogonial, meiosis
dan spermiogenesis dan butuh waktu 13-14 hari.[14]
Gambar 5. Diagram spermatogenesis
D.      Mekanisme Oogenesis
Oogenesis merupakan sistem pembentukan sel telur pada organ reproduksi betina atau pembentukan ovum didalam ovarium.[15]
Gambar 6. oogenesis
E.       Fertilisasi dan proses pembentukan telur pada ayam
1.      Fertilisasi
Fertilisasi adalah suatu proses penyatuan dari dua sel gamet yang berbeda, yakni sel gamet jantan dan betina, bisa juga dikatakan untuk membentuk satu sel yang disebut zigot. Secara embriologik fertilisasi adalah pengaktifan sel ovum oleh sperma, secara genetik adalah pemasukkan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum. Fertilisasi umumnya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) serta penyatuan bahan nucleus (kariogami). Saat meiosis, zigot membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota sertadasarnya memang gamet-gamet yang melebur merupakan haploid.[16]
Gambar 7. Proses fertilisasi
Kelompok unggas adalah hewan ovipar. Walaupun kelompok unggas tak mempunyai alat kelamin luar, fertilisasi tetap terlaksana di dalam tubuh. Hal ini di lakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada unggas betina cuma ada satu ovarium, yakni ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna serta tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada unggas jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter serta bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada era sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang sudah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Era perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang sudah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.[17]
Gambar 8. Fertilisasi pada ayam
Cuma beberapa lusin sel sperma yang bisa mendekati ovum serta cuma beberapa sperma yang mampu masuk ke dalam zona pelusida yng akhirnya cuma satu buah sperma yng mampu membuahi ovum (Nalbandov, 1990). Begitu juga pada unggas, sesudah terlaksana perkawinan sperma akan mencapai infundibulum serta akan menembus membran vitelina ovum bagi atau bisa juga dikatakan untuk bertemu sel benih betina, menjadikan terbentuk calon embrio. Telur yang dibuahi disebut telur fertil serta telur yng tak dibuahi disebut telur infertil ataupun telur konsumsi.[18]
Gambar 9. Perkawinan alami pada ayam
2.     Pembentukan telur pada ayam
Adapun urutan perjalanan terbentuknya sebutir telur pada saluran reproduksi ayam betina merupakan menjdai berikut: [19]
a.       Infundibulum/papilon : panjang 9 cm fungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menangkap ovum yng masak. Bagian ini Amat tipis serta mensekresikan sumber protein yng mengelilingi membran vitelina. Kuning telur berada di bagian ini berkisar 15-30 menit. Pembatasan antara infundibulum serta magnum dinamakan sarang spermatozoa sebelum terlaksana pembuahan.
b.      Magnum : bagian yng terpanjang dari oviduk (33cm). Magnum tersusun dari glandula tubiler yng Amat sensibel. Sintesis serta sekresi putih telur terlaksana disini. Mukosa serta magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet mensekresikan putih telur kental serta cair. Kuning telur berada di magnum bagi atau bisa juga dikatakan untuk dibungkus yang dengannya putih telur selama 3,5 jam.
c.       Isthmus: mensekresikan membran ataupun selaput telur. Panjang saluran isthmus merupakan 10 cm serta telur berada di sini berkisar 1 jam 15 menit hingga 1,5 jam. Isthmus bagian depan yng berdekatan yang dengannya magnum berwarna putih, sedangkan 4 cm yang terakhir dari isthmus memiliki kandungan tidak sedikit pembuluh darah menjadikan memberikan warna merah.
d.      Uterus : disebut pun glandula kerabang telur, panjangnya 10 cm. Pada bagian ini terlaksana dua kejadian, yakni dehidrasi putih telur ataupun /plumping/ lantas terbentuk kerabang (cangkang) telur. Warna kerabang telur yng terdiri atas sel phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telur. Lama mineralisasi antara 20 – 21 jam.
e.       Vagina: bagian ini hampir tak ada sekresi di dalam pembentukan telur, kecuali pembentukan kutikula. Telur melewati vagina yang dengannya cepat, yakni sekitar tiga menit, lantas dikeluarkan (/oviposition/) serta 30 menit sesudah peneluran akan kembali terlaksana ovulasi.
f.       Kloaka: adalah bagian paling ujung luar dari induk tempat dikeluarkannya telur. Total waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembentukan sebutir telur merupakan 25-26 jam. Ini satu dari sekian banyaknya penyebab kenapa ayam tak mampu bertelur lebih dari satu butir/hari. Di samping itu, saluran reproduksi ayam betina bersifat tunggal. Pengertiannya, cuma oviduk bagian kiri yng mampu berkembang. Padahal, disaat ada benda asing semisal /yolk/ (kuning telur) serta segumpal darah, ovulasi tak bisa terlaksana. Proses pengeluaran telur diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria bagian belakang.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Anatomi alat reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu
ovarium yang merapakan tempat sintesis hormon steroid sexuel, gametogenesis
dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah
oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur dan
pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya
hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian
kanan mengalami rudimenter.
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan berwarna terang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai sebuah saluran sperma yang bernama vas defferens serta sebuah kloaka yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut. Alat reproduksi unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok dan alat kelamin pelengkap.  Alat kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis. Alat kelamin pelengkap terdiri atas saluran  yang menuju kloaka yaitu epididymis, vas defferens, dan papillae.
Fertilisasi adalah suatu proses penyatuan dari dua sel gamet yang berbeda, yakni sel gamet jantan dan betina, bisa juga dikatakan untuk membentuk satu sel yang disebut zigot. Secara embriologik fertilisasi adalah pengaktifan sel ovum oleh sperma, secara genetik adalah pemasukkan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum. 
B.       Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kali ini, meskipun penulisan ini jauh dari kata sempurna, minimal kita bisa mengimplementasikan tulisan ini. Mungkin masih banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, karena saya adalah manusia yang tempatnya salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari masa sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Yatim Wildan. (1990). Reproduksi dan embriolog, Bandung: Tarsito
Amelia. (2017). Fertilisasi dan proses pembentukan telur. (http://www.google.co.id, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Simanjuntak. (2016). Pembentukan sel tulur. (http://prosespembentukanseltelur, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Setyo, Andi. (2014). Sistem reproduksi ayam jantan. (http://sistemreproduksiayamjantan.blogspot.co.id, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Husbandry. (2015). Sistem reproduksi pada unggas jantan. (http:// reproduksiunggasjantan.blogspot.co.id, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Gusti andyana. (2016). Sistem reproduksi pada unggas. (http://www.sistem reproduksi pada unggas.pdf, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Felisa. (2009). Sistem reproduksi ayam betina dan jantan. (http://reproduksiayambetinadanjantan.pdf, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Budisma. (2011). Sistem reproduksi pada aves. (http://sistemreproduksiburung.pdf, diakses tanggal 12 oktober 2017)
Ainnadiyah, phika. (2009). Perbandingan sistem reproduksi vertebrata. (http://perbandingansistemreproduksi.blogspot.co.id, diakses tanggal 12 oktober 2017)




[1]Phika Ainnadiyah. “perbandingan sistem reproduksi vertebrata”. Diakses dari file:///C:/Users/owner/Downloads/%C2%A0/REPRODUKSI%20AVES%20%28%20ZOOLOGI%20%29%20_%20Yogarananda.html, pada tanggal 12 oktober 2017 Jam 10.25
[2] Ibid,
[3] Budisma. “sistem reproduksi pada aves”. Diakses dari file:///C:/Users/owner/Downloads/%C2%A0/Sistem%20Reproduksi%20Pada%20Burung%20%E2%80%93%20Kliksma.com.html,tanggal 12 oktober 2017 jam 15.00
[5] Ibid,
[6] Gusti Andyana. “ sistem reproduksi pada unggas”. Diakses dari https://www.google.co.id/url?Sa =t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwivkOWy2ezWAhXLOI8KHWRxAXYQFgg2MAI&url=http%3A%2F%2Fwww.salamsatukandang.gq%2F2016%2F02%2Fsistim-reproduksi-pada-unggas.html&usg=AOvVaw1fB0-dOqccRo560U9jXQFA, tanggal 12 oktober 2017 jam 16.38
[7] Husbandry. “sistem reproduksi hewan unggas jantan”. Diakses dari https://www.google.co.id/ur l?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwik_r3boO3WAhULErwKHenICnAQFghMMAk&url=http%3A%2F%2Fgolivestock.blogspot.com%2F2015%2F06%2Fsistem-reprod uksi-hewan-unggas-jantan.html&usg=AOvVaw0zPRdMxeyECWsNyVzEBo1D, tanggal 12 oktober 2017 jam 15.30
[8] Ibid,
[9] Andi Setyo. “ sistem reproduksi ayam jantan”. Diakses dari https://www.google.co.id/url?sa=t&r ct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwik_r3boO3WAhULErwKHenICnAQFggqMAA&url=https%3A%2F%2Fbelajarunggas.blogspot.co.id%2F2014%2F08%2Fsistemreproduksi-ayam-jantan.html&usg=AOvVaw0JlSBBuJrXgvbjssxPKzoP, tanggal 12 oktober 2017 jam 15.45
[10] Ibid,
[11] Ibid,
[12] Ibid,
[13] Ibid,
[14] Wildan yatim. Sistem reproduksi dan embriologi.(Bandung: Tarsito), Hlm. 40
[15] Ibid, hlm. 80
[16] Simanjuntak. Fertilisasi dan proses pembentukan tulur. Diakses dari file:///C:/Users/owner/Downloads/FERTILISASI%20DAN%20PROSES%20PEMBENTUKAN%20TELUR%20PADA%20AYAM.html, tanggal 12 oktober 2017 jam 20.04
[17] Amelia. “ fertilisasi dan proses pembentukan”. Diakses dari https://www.google.co.id/url?sa=t &rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwid243Lpu3WAhXKp5QKHa1BhgQFgg1MAE&url=https%3A%2F%2Fternakmudahuntung.blogspot.com%2F2017%2F01%2Ffe rtilisasi-dan-proses-pembentukan.html&usg=AOvVaw3Rwobax1NmvSLCRME5jHrw, tanggal 12 oktober 2017, jam 16.45
[18] Ibid,
[19] Ibid,