MAKALAH MEDIA
PENDIDIKAN
“Lingkungan
Sebagai Media Pembelajaran”
Makalah Dipresentasikan Dalam Diskusi Mata Kuliah Zoologi
Semester 4 Lokal A
OLEH : KELOMPOK 4
NAMA NIM
METHA AFRICAHYUNI 09.1799.15
MANDARI ELPISAH
AMINI 09.1788.15
MELI NOVRIANTI 09.1806.15
DOSEN PEMBIMBING :
RASWITA, M.Pd
JURUSAN TADRIS
BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji
syukur ke hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena
atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW sebagai panutan dan
ikutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya islam.
Makalah
ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Media Pendidikan dengan judul “ Lingkungan sebagai media pembelajaran “
Dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para
pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT,
dan kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para
pembaca dan para pemerhati pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan
sarannya kepada kami demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Bunga Tanjung, 20 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………….i
KATA PENGHANTAR…………………………………………………...……...ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………..……….iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang…………………………………………………….………1
B.
Rumusan Masalah……………………………………………………...….2
C.
Tujuan Penulisan…………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi lingkungan …………………………………………………...….3
B.
Tujuan lingkungan sebagai media pembelajaran ………..……………....8
C.
Jenis lingkungan sebagai media pembelajaran ………….
D.
Keuntungan dan kelemahan menggunakan lingkungan
sebagai media pembelajaran………………………………………………………………
E.
Teknik penggunaan lingkungan sebagai media
pembelajaran………….
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………14
B.
Saran……………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara media belajar sangat banyak ragamnya,
mulai dari media Grafis, media Audio, media proyeksi hingga media lingkungan,
media lingkungan akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan tenaga pengajar di sekolah
secara khususnya sebagai media langsung yang dapat di jumpai tanpa harus
mengeluarkan pembiayaan yang besar dan waktu yang lama dalam pembuatannya,
misalnya dengan lingkungan sekitar dengan harapan besar siswa mendapatkan
pengajaran yang sesuai .
Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru
untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendegaran
untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan
alat bantu visual semata. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu
Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling
kongkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut dikenal dengan nama
krucut pengalaman (cone of experience) .
Berdasarkan
kerucut pengalaman jelas media lingkungan terdapat didalamnya, seperti halnya
lingkungan sosial, lingkungan Alam, lingkungan Buatan, ketiga jenis lingkungan
ini akan sangat membantu dalam proses pembelajaran baik yang dituangkan dalam
audio visual maupun secara langsung dengan agenda wisata yang nantinya siswa
mampu mengobservasi sendiri, apa yang diamatinnya dan siswa memperoleh
pengalaman langsung sebagai ilmu yang diaplikasikannya dari teori ke penerapan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi
lingkungan ?
2. Apa tujuan
lingkungan sebagai media pembelajaran ?
3. Apa-apa saja jenis
lingkungan sebagai media pembelajaran ?
4. Apa keuntungan
dan kelemahan menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
5.
Bagaimana teknik penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran
?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui devinisi lingkungan
2.
Untuk mengetahui tujuan lingkungan sebagai
media pembelajaran
3.
Untuk mengetahui jenis lingkungan sebagai media
pembelajaran
4.
Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan
menggunakan media sebagai media pembelajaran
5.
Untuk mengetahu teknik penggunaan lingkungan
sebagai media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
lingkungan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI)
lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian
lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa
Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle,
area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang
artinya hampir sama, berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di
sekitar atau sekeliling.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa
lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk
hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda
mati) dan budaya manusia.
Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada
disekitar kita, dimana terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan
faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus)
terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap
lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri
individu berupa perubahan tingkah laku.
Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi
antara individu dan lingkungan. Menurut Slameto (2003) “Belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan
sangat penting pengaruhnya terhadap pemerolehan siswa akan pelajaran yang
sedang dipelajarinya.
Media pendidikan sangat penting sekali untuk
menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Oemar Hamalik (2004) dalam
teorinya “Kembali ke Alam” menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap
perkembangan peserta didik. Menurut Oemar Hamalik (2004: 195) Lingkungan (environment)
sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah
laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting.
Lingkungan yang berada disekitar kita dapat
dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling
sekolah; Lingkungan fisik disekitar sekolah, bahan-bahan yang tersisa atau
tidak dipakai, bahan-bahan bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai
sumber atau alat bantu dalam belajar, serta peristiwa alam dan peristiwa yang
terjadi dalam masyarakat. Jadi, media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman
terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah
terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan
sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan
dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.
B. Tujuan
lingkungan sebagai media pembelajaran
Tujuan pemanfaatan lingkungan masyarakat
sebagai sumber belajar adalah untuk mengupayakan agar terjadi proses komunikasi
atau interaksi antara sekolah khususnya para siswa dan masyarakat. Interaksi
yang baik akan menumbuhkan saling pengertian antara kedua pihak. Sehingga miskomunikasi
tidak akan terjadi.
Harapannya adalah terjadinya peningkatan
relevansi antara kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat. Dengan
adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini guru juga berharap
siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan
lingkungan sekitarnya.
C. Jenis
lingkungan sebagai media pembelajaran
Semua lingkungan yang ada disekitar kita bisa
digunakan sebagai media pembelajaran. Dari semua lingkungan yang dapat
digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat
dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial,
lingkungan alam dan lingkungan buatan.
1.
Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar
berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti
organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan,
kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial
tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam
praktek pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber
belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga,
tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan seterusnya.
Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak
didik.
Contoh : Dalam pelajaran Ilmu Bumi dan
Kependudukan siswa diberi tugas untuk mempelajari aspek kependudukan di rukun
tetangganya. Siswa diminta untuk mempelajari jumlah penduduknya, jumlah
keluarga, komposisi penduduk menurut umur, agama, mata pencaharian, tingkat
pendidikan, peserta KB, pertambahan penduduk dari tahun ke tahun dan lain-lain.
Dalam studi ini siswa menghubungi ketua RT dan bertanya kepadanya, disamping
melihat sendiri keadaan penduduk di RT tersebut. Hasilnya dicatat dan
dilaporkan di sekolah untuk dipelajari lebih lanjut. Melalui kegiatan
belajar seperti itu, siswa dapat lebih aktif dan lebih produktif sebab ia
mengerahkan usahanya untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari
sumber-sumber yang nyata dan faktual.
2.
Lingkungan Alam
Lingkungan Alam adalah segala sesuatu yang
sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah
hujan, flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah,
batu-batuan dan lain-lain). Aspek-aspek lingkungan alam tersebut dapat
dipelajari secara langsung oleh para siswa melalui cara-cara tertentu.
Mengingat sifat-sifat dari gejala alam relatif tetap tidak seperti dalam
lingkungan sosial, maka akan lebih mudah dipelajari para siswa. Siswa dapat
mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati perubahan-perubahan
yang terjadi termasuk prosesnya dan sebagainya. Gejala lain yang dapat
dipelajari adalah kerusakan-kerusakan lingkungan alam termasuk faktor
penyebabnya seperti erosi, penggundulan hutan, pencemaran air, tanah, udara,
dan sebagainya. Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para siswa
dapat lebih memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta
alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam
menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga
kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.
Contoh : dalam pelajaran IPA, siswa diminta
mempelajari lingkungan alam di tempat tinggalnya. Siswa diminta mencatat dan
mempelajari suhu udaara, jenis tumbuhan, hewan, batu-batuan, kerusakan
lingkungan, pencemaran dan lain-lain. Baik secara individual maupun kelompok
para siswa akam melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, bertanya kepada
orang lain, membuktikan sendiri atau mencobanya. Dari kegiatan tersebut siswa
akan mendapatkan pelajaran yang tidak diperolehnya di sekolah
sehari-hari.
3.
Lingkungan Buatan
Lingkungan yang ketiga adalah lingkungan
buatan. Kalau lingkungan alam bersifat alami, sedangkan lingkungan buatan
adalah lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk
tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan
buatan antara lain adalah irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun
binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat
mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya,
pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain
yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada
umumnya.
Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan
kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah. Ketiga
lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar-mengajar
melalui perencanaaan seksama oleh para guru bidang studi di luar jam pelajaran
dalam bentuk penugasan kepada siswa atau dalam waaktu khusus yang sengaja
disiapkan pada akhir semester atau pertengahan semester. Ketika lingkungan
ditempatkan sebagai media atau sumber pada bidang studi yang relevan, maka akan
memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari
dalam bidang studi dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar para siswa.
D. Keuntungan dan
kelemahan menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran
Membawa kelas atau para siswa keluar kelas
dalam rangka kegiatan belajar tidak terbatas waktu. Artinya tidak selalu
memakan waktu yang lama, tapi bisa saja dalam satu atau dua jam pelajaran
bergantung kepada apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya.
Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran lebih bermakna disebabkan
para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya
secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari
penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran, antara lain :
1.
Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak
membosankan dibandingkan duduk di kelas selama berjam-jam, sehingga motivasi
belajar siswa akan lebih tinggi
2.
Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa
dihadapkan langsung dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat
alami
3.
Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya
serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat
4.
Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih
aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya
atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, dan menguji fakta
5.
Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab
lingkungan yang dapat dipelajari sangat beraneka ragam seperti lingkungan
sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain
6.
Siswa juga lebih dapat memahami dan menghayati
aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk
pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk
rasa cinta akan lingkungan.
Sedangkan kelemahan dari penggunaan lingkungan
sebagai media pembelajaran antara lain :
1.
Tidak seperti pelajaran dalam kelas, pelajaran
diluar kelas harus disiapkan secara matang karena jika kurang persiapan
sebelumnya akan menyebabkan ada kesan main-main ketika pelajaran
berlangsung.
2.
Adanya anggapan belajar dengan lingkungan
memerlukan waktu yang relatif lama, padahal pelajaran cukup dilakukan selama
beberapa menit saja kemudian dilanjutkan dikelas.
3.
Banyak guru yang masih berpandangan sempit
bahwa belajar hanya dilakukan didalam kelas.
E. Teknik
penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran
Segala hal yang ada disekitar kita bisa
dijadikan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, tidak semua pengajar
mengetahui bagaimana cara memanfaatkan lingkungan yang tersedia sebagai media
dalam pengajaran bidang studi. Ada beberapa cara atau teknik bagaimana
mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, antara lain:
1.
Survey
Mengunjungi lingkungan seperti mayarakat
setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan
lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan
beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang ada,
dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama
dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran.
Pengajaran yang dapat dilakukan untuk kegiatan survey terutama bidang studi
ilmu sosial dan kemasyarakatan, seperti ekonomi, sejarah, kependudukan, hukum,
sosiologi, antropologi, dan kesenian.
2.
Kamping atau berkemah
Kemah membutuhkan waktu yang cukup, sebab siswa
harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana,
dan lain-lain. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi,
biologi, kimia, dan fisika. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, rasakan,
lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa ke sekolah untuk
dibahas dan dipelajari bersama-sama.
3.
Field trip atau karyawisata
Karyawisata adalah kunjungan siswa keluar
kelass untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan
kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya
direncankan terlebih dahulu objek apa yang akan akan dipelajari dan cara mempelajarinya
serta kapan sebaiknya dipelajari. Objek karyawisata harus relevan dengan
bahan pengajaran. Misalnya musium untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk
pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan,
peneropongan bintang di Lembang untuk fisika dan astronomi. Karyawisata
sebaiknya dilakukan pada akhir semester atau tengah semester dan dikaitkan
dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi.
4.
Praktek lapangan
Praktek lapangan dilakukan oleh para siswa
untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya Mahasiswa FKIP
diterjunkan ke sekolah untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa
SMK dikirim ke perusahaan maupun instansi yang sesuai dengan jurusan untuk
mempelajari dan mempraktekkan alat berat, pembukuan, akuntansi, dan lain-lain.
Dengan demikian praktek lapangan berkenaan dengan keterampilan tertentu
sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.
5.
Mengundang manusia sumber atau nara sumber
Jika cara sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat,
pada cara ini narasumber yang diundang ke sekolah untuk memberikan penjelasan
mengenai keahliannyadi hadapan para siswa. Misalnya mengundang penyuluh
pertanian untuk menjelaskan cara bercocok tanam, dan lain-lain. Narasumber yang
diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar siswa.
6.
Proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat
Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan
siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan dengan memberikan bantuan kepada
masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasin dalam kegiatan
masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan). Proyek pelayanan pada
masyarakat memberi manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. PENUTUP
Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Pemanfaatan
lingkungan sebagai media pembelajaran lebih bermakna disebabkan para siswa
dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami,
sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.
Disamping itu, guru juga berharap siswa akan lebih akrab dengan lingkungan
sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya
Lingkungan
sebagai media pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga yaitu lingkungan sosial,
lingkungan alam, dan lingkungan buatan. Dengan cara yang tepat dan persiapan
yang matang, semua jenis lingkungan bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Pandangan
sempit tentang pembelajaran di dalam kelas saja harus dihilangkan karena
pelajaran diluar kelas akan memperkaya pengetahuan siswa dan lebih memotivasi
mereka dalam bidang studi yang sedang dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar, Media
Pembelajaran , PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta:2006
Sudjana Nana, Media
pengajaran penggunaan dan pembuatannya, Sinar Baru, Bandung:1997
Sadirman Arief.
S, dkk , Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan),
Rajawali Pers, Jakarta: 2011